REPUBLIKA.CO.ID,BAGHDAD--Presiden Iraq, Jalal Talabani, memastikan tidak akan menandatangani permintaan hukuman mati terhadap salah satu orang terdekat Mantan Presiden Iraq, Saddam Hussein, Rabu (17/11).
Keputusan untuk menuntut dan mengeksekusi pendukung Saddam Hussein menjadi isu yang kontroversial dan sensitif di negara dengan mayoritas Syiah, kelompok yang menyerah di bawah kekuasaan rezim Saddam Hussein yang Sunni, yang ingin balas dendam terhadap kejahatan masa lalu.
Tariq Aziz sendiri seorang kristian, bukan Sunni. Akan tetapi banyak kalangan Sunni yang menyatakan keyakinan dan berbagai hal lain tentangnya dapat menjadi bukti atas tindakan-tindakan yang pernah dilakukan bertahun-tahun lalu. Sehingga Tariq Aziz harus tetap dibiarkan hidup.
“Saya tidak bisa menandatangani hukuman ini, karena saya seorang sosialis. Saya merasa iba terhadap Tariq Aziz, apalagi ia seorang kristiani Iraq,” tegas Talabani saat diwawancarai salah satu stasiun televisi Prancis di Kota Paris, Rabu (17/11).
Ia menambahkan, Tariq Aziz merupakan orang tua dengan usia di atas 70 tahun dan ini juga menjadi salah satu alasan kenapa ia tidak akan menandatangani hukuman mati terhadapnya. Talabani telah menolak untuk menandatangani hukuman mati terhadap para pendukung rezim Saddam Hussein, termasuk menteri pertahanan saat itu, Sultan Hashim al Taie, orang yang menandatangani gencatan senjata dengan tentara AS yang mengakhiri Perang Teluk pada 1991 lalu dan tetap menjadi tahanan AS.
Sementara itu, dari pihak Vatikan sebelumnya telah mendesak Iraq untuk tidak melaksanakan hukuman mati terhadap Tariq Aziz dan mencoba untuk ikut campur secara diplomatis untuk menghentikan upaya tersebut.