Jumat 19 Nov 2010 02:04 WIB

Isu Suap MK Mulai Timbulkan Dampak Buruk

Rep: Rosyid Nurul Hakim/ Red: Budi Raharjo
Mahfud MD
Foto: Antara
Mahfud MD

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Tulisan Refly Harun tentang suap di Mahkamah Konstitusi (MK) mulai berdampak pada institusi itu. MK kini mulai menuai kesan buruk dari masyarakat.

Menurut Ketua MK, Mahfud MD, isu tersebut sudah membuat masalah besar di lingkungan MK. Dia mengaku, sejak semalam, dia sudah mendapatkan banyak sekali pesan singkat tentang adanya suap di MK. Terutama terkait suap dalam kasus sengketa pemilukada Timor Tengah Utara yang akan diputus, Kamis (18/11) sore.

Dia menerima pesan singkat bahwa penggugatnya itu sudah mengirim uang ke hakim MK, kemudian tidak berapa lama yang digugat juga mengirim pesan bahwa lawannya sudah mengirim uang ke hakim MK. "Karena isu itu (isu suap yang ditulis Refly) dia (pengirim pesan singkat) mudah sekali menuduh seperti itu," keluh Mahfud di kantornya, Kamis (18/11).

Sampai saat ini, isu suap itu menjadi semakin tidak karuan. Bahkan pesan singkat terkait pemilukada Timor Tengah Utara dari nomor 0812113952170 itu disebarkan dengan menyebutkan dua nama hakim MK yang sudah menerima suap. Namun, Mahfud enggan menyebut nama hakim itu.

Karena makin seringnya isu-isu suap MK itu dijadikan alat, Mahfud meminta tim investigasi yang dipimpin oleh Refly Harun bisa bekerja hingga tuntas. "MK tidak akan menggangu dan membatasi kerja tim, juga tidak akan mendorong kearah kesimpulan tertentu. silahkan saja, asal dituntaskan dg cara apapun," katanya.

Dia juga sekali lagi menjamin perlindungan terhadap siapapun orang yang akan mengungkap suap itu. Bahkan jika meminta perlindungan ke LPSK (Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban), MK bersedia membantu. "Kalau orangnya sudah diungkap, tentu trik hukumnya akan gampang. Hakim yang terungkap atau orang yang membuat fitnah yang mengaku-ngaku menyuap itu gampang treatmentnya yang penting munculkan dulu," ujarnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement