Jumat 19 Nov 2010 04:46 WIB

Lontar Jumrah Berjalan Lancar

Rep: Priyantono Oemar dari Makkah/ Red: Siwi Tri Puji B
melontar jumrah
Foto: kemenag
melontar jumrah

REPUBLIKA.CO.ID, MINA--Di hari tasyrik kedua, ritual melontar jumrah berjalan lancar. Jamaah menyelesaikan prosesi nafar awal Kamis (18/11) ini. Malam sebelumnya, saat jamaah harus melaksanakan mabit terlebih dulu, hujan mengguyur Mina, sehingga ada larangan agar jamaah menghindari kawasan perbukitan. Jamaah juga diimbau tidak panik. Hujan turun mulai sekitar pukul 19.00.

Kamis dinihari, angin dingin bertiup di Mina hingga pagi hari. Banyak jamaah yang tidur selama mabit di kompleks jamarat dengan berselimut kain ihram ataupun jaket. Hingga pukul 08.00, suhu udara di Mina sebesar 24 derajat Celsius, dengan kelembaban udara 61 persen.

Nesin, jamaah dari Bekasi, bersama rombongannya, Kamis pagi telah selesai melakukan jumrah nafar awal. "Sekarang tinggal melakukan tawaf," ujar Nesin.

Jamaah yang memilih nafar awal menyelesaikan ritual melontar jumrah pada Kamis ini (hari trasyrik kedua). Yang mengambil nafar akhir, harus melakukan lontar jumrah hingga Jumat besok (hari tasysrik ketiga). "Kami juga memilih nafar awal, hari ini sebelum Maghrib kami harus sudah bisa meninggalkan Mina," ujar Ketua Rombongan 8 Kloter 57 Surakarta, Samhudiyanto.

Komandan Satuan Tugas Mina Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Indonesia, Subakin Abdul Muthalib memperkirakan 70 persen jamaah Indonesia mengambil nafar awal.Menurut Subakin, jamaah yang mengambil nafar awal sebagian telah meninggalkan Mina, dan kembali ke pondokan mereka di Makkah. "Kamis pagi dan siang ini banyak jamaah yang melakukan pelontaran," tuturnya di Mina, Kamis (18/11).

Subari beserta rombongannya dari Rombongan 3 Kloter 72 Surakarta, untuk melakukan nafar awal memilih tetap tinggal di pondokan daripada harus tinggal di Mina karena harus berjalan lebih jauh menuju jamarat.

Meski kawasan Jamarat Ula, Wustha, dan Aqabah cukup luang menampung arus jamaah, petugas sempat menutup areal, terutama pada Rabu malam hingga Kamis dinihari. Untuk menutup areal masuk, belasan petugas cukup berbaris menghalangi jalur masuk. Petugsa yang akan masuk dihalau oleh mereka dan membiarkan jamaah yang di dalam area jamarat melakukan aktivitas melontar jumrah.

Saat Kamis pagi jamaah meninggalkan areal jamarat seusai melontar jumrah, petugas pun mencegah jamaah masuk melalui jalur keluar. Tak ada jamaah yang bisa lolos dari halangan mereka.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement