REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA --Pemerintah saat ini memfokuskan terlebih dahulu pembelian sapi milik warga korban letusan Gunung Merapi yang masih hidup, sedangkan sapi mati akan diganti pada tahap rehabilitasi dan rekonstruksi, kata Menteri Pertanian Suswono.
"Ternak yang mati akan kami beri ganti rugi pada tahap rehabilitasi dan rekonstruksi, namun saat ini kami fokuskan terlebih dahulu untuk ternak yang masih hidup," katanya di lokasi penampungan ternak di Tologoadi, Mlati, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Kamis.
Menteri mengatakan pemerintah menyediakan dana sebesar Rp100 miliar untuk membeli sapi milik kalangan warga korban erupsi awan panas gunung yang berada di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta.
Dana sebesar itu, kata dia, untuk membeli sapi hidup dan menyediakan pakan ternak milik kalangan warga korban letusan Gunung Merapi yang kini sudah dievakuasi agar jangan sampai kelaparan.
"Sapi milik warga korban letusan Gunung Merapi yang mati ada kemungkinan akan diberi ganti rugi dalam bentuk uang atau bantuan sapi melalui program bantuan sapi dari Kementerian Pertanian," katanya.
Mentan dalam kesempatan itu menyaksikan panandatanganan surat perjanjian jual beli tiga ekor sapi dari tiga peternak sapi perah Dusun Boyong, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, DIY. Masing-masing sapi milik warga ada yang dibeli seharga Rp10 juta, Rp 7 juta, dan Rp 5 juta.
Uang hasil penjualan sapi milik warga korban letusan awan panas gunung teraktif di Indonesia itu tidak diberikan secara tunai melainkan dikirim melalui rekening masing-masing peternak.
Winarman (35) warga yang menjual satu ekor sapi perah mengaku memiliki delapan ekor sapi namun satu ekor di antaranya mati karena sakit saat dalam perjalanan proses evakuasi ke pos penampungan.
"Saya terpaksa menjual satu ekor sapi karena kondisi sapi semakin lemah," katanya yang sudah delapan tahun menjadi peternak sapi perah.