REPUBLIKA.CO.ID,JEDDAH – Menteri Agama (Menag) yang juga Amirul Haj 2010, Suryadharma Ali mengalami keterlambatan kembali ke Tanah Air sekitar sembilan jam. Sedianya Menang dan rombongan berangkat Sabtu (20/11) pukul 19.50, baru bisa berangkat Ahad (21/11) pukul 05.40 waktu Arab Saudi.
Keterlambatan tak hanya dialami Menag dan rombongan yang menggunakan penerbangan reguler. Hal serupa dialami oleh jamaah haji lainnya pada hari pertama pemulangan. Jamaah haji kelompok terbang (kloter) 1 Embarkasi Ujungpandang, misalnya, terlambat sekitar 1 jam. Jamaah Embarkasi Medan terlambat 2,5 jam, jamaah Embarkasi Banda Aceh, Banjarmasin, dan kloter 2 Ujungpandang masing-masing mengalami terlambat 4 jam.
Juru bicara Garuda Indonesia di Jeddah, Hotma P Siregar menuturkan, keterlambatan pemulangan jamaah haji disebabkan padatnya penerbangan sehingga fasilitas di terminal haji bandara tidak bisa memenuhi. ”Padahal pesawat sudah siap,” tuturnya di Jeddah, Ahad (21/11).
Dia mengatakan terminal haji Bandara King Abdul Aziz memiliki 14 gate, digunakan sekitar 370 penerbangan setiap hari. Menurut perhitungan, satu gate digunakan oleh 6 – 7 penerbangan setiap jam.
Hotma mengatakan, semua penerbangan dari Bandara King Abdul Azis mengalami keterlambatan. ”Jadi tidak hanya Garuda, tapi juga penerbangan lain,” ujarnya.
Pada pemulangan kloter awal jamaah haji Indonesia, Sabtu (20/11), petugas melakukan razia barang bawaan sebelum masuk Bandara King Abdul Aziz, Jeddah. Ini dilakukan untuk mempercepat proses naik ke pesawat.
Barang bawaan yang minta tidak dibawa ke atas pesawat antara lain benda mengandung logam. Dalam pemeriksaan itu, petugas menemukan banyak jamaah yang membawa gunting atau pisau dapur.
Pemeriksaan barang bawaan jamaah kloter pertama Ujungpandang tak hanya ditemukan gunting, tapi ada pula yang membawa panci, kompor listrik, dan gantungan baju.
Selain itu, umumnya jamaah membawa barang ke atas pesawat lebih dari dua tas. Bahkan ada yang sampai harus mendorong barang bawaannya dengan kaki saat antri masuk karena kedua tangannya sudah menanggung beban barang yang lain.
Seorang jamaah asal Aceh sampai menggendong barang bawaannya dengan kain dililitkan ke tubuh, seperti halnya menggendong bayi.
Hari pertama pemulangan jamaah haji yang menggunakan Garuda Indonesia memberangkatkan lima kloter. Yakni, dua kloter dari Ujungpandang, lainnya adalah jamaah dari Medan, Banda Aceh, dan Banjarmasin.