Senin 29 Nov 2010 22:53 WIB

Secercah Harapan Ekspor Perdana Stroberi dari Gaza untuk Eropa

Rep: Al Arabiya/ Red: Budi Raharjo
Petani Gaza memanen stroberi
Foto: Reuters
Petani Gaza memanen stroberi

REPUBLIKA.CO.ID,GAZA--Blokade yang dilakukan Israel, tak menyusutkan tekad masyarakat Pelestina di Gaza untuk tetap menjalankan bisnis. Di tengah kondisi serba keterbatasan, petani Gaza mulai mengekspor stroberi ke sejumlah negara di Eropa.

Dikelilingi oleh jutaan stroberi yang sudah dikemas, buruh tani di Gaza mulai bekerja di saat fajar untuk memulai ekspor perdana itu. ''Strawberries. Fraises. Erdbeeren,'' demikian tulisan yang tertera di atas label dalam bahasa Inggris, Prancis, dan Jerman pada tumpukan kotak buah yang dikemas lembut dengan berat 250 gram. Para petani Gaza berharap bisa mengekspor sebanyak 1.000 ton Stroberi melalui blokade Israel pada pekan ini.

''Pada hari Minggu, kita mengekspor dua truk stroberi sebagai percobaan dan nanti akan meningkat menjadi 10 truk per hari sampai semuanya dikirim keluar Gaza,'' ujar Raed Fattouh, koordinator pasokan Palestina dari Israel ke Gaza.

Ahmed Al-Shafai, salah seorang pengusaha peternakan terbesar di Gaza mengatakan ekspor perdana itu akan tiba di Belanda dan kemudian didistribusikan ke Belgia dan Prancis. ''Kami siap. Produk kami memenuhi standar global,'' ujarnya.

Israel telah memblokade Gaza sejak 2007 untuk melumpuhkan gerakan perlawanan Hamas yang menguasai wilayah ini sejak tiga tahun lalu. Ekspor stroberi Gaza ini sudah mendapatkan izin dari Israel. Sebelumnya, Israel juga sudah mengizinkan ekspor bunga dari Gaza. Ekspor itu dilakukan melalui titik persimpangan di Kerem Shalom. Ekspor ini diharapkan bisa menjadi kebangkitan perdagangan Gaza.

Otoritas Palestina dan Uni Eropa sepakat untuk menempatkan staffnya di Kerem Shalom. Secara diam-diam, Hamas pun menyetujui proyek ini. Seorang pejabat Isreal mengatakan, kapasitas perdagangan melalui Kerem Shalom akan ditingkatkan menjadi 300 truk per hari pada akhir tahun ini, dan menjadi 400 truk per hari pada 2011.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement