REPUBLIKA.CO.ID, CINANGKA--Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda selama 15 jam 13 menit mengeluarkan hembusan sebanyak 229 kali, sementara kegempaan yang terekam pada hari Selasa, tanggal 7 Desember 2010 sebanyak 407 kali.
"Kegempaan yang kami rekam pada, Selasa (8/12) kemarin tidak secara keseluruhan atau seharian, karena Solar Panel, salah satu komponen alat penangkap gempa, Sismometer tidak berfungsi," kata Kepala Pos GAK di Desa Pasauran, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang, Provinsi Banten, Anton S Pambudi, Rabu (8/12).
Dia menjelaskan, kegempaan yang tidak terekam secara utuh selama 1 x 24 jam itu dikarenakan Solar Panel tertutup debu vulkanik yang dikeluarkan oleh GAK. "Kalau dilihat secara fluktuatif kegempaan, masih seperti yang sudah-sudah dikisaran 600 - 700 kali," ujarnya.
Secara rinci katanya, dari jumlah total kegempaan sebanyak 407 kali, terhitung sejak pukul 07 : 47 - 24 : 00 WIB untuk vulkanik dalam (VA) enam kali, vulkanik dangkal (VB) 71 kali, letusan 19 kali, 79 kali tremor letusan, tremor harmonik tiga kali, dan hembusan sebanyak 229 kali.
"Kalau Solar Panel itu sudah tidak tertutup debu, maka kegempaan GAK akan dapat dipantau lagi," ujarnya "Kami berharap hujan turun di sekitar gunung, agar Solar Panel bersih dan berfungsi," imbuhnya.
Pusat Vulkanalogi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Bandung, Provinsi Jawa Barat masih merekomendasikan larangan warga untuk mendekat pada radius dua kilometer. "Kami masih menetapkan GAK pada level II atau 'waspada', dan kami melarang siapapun untuk mendekat ke lokasi sampai radius dua kilometer," katanya.
PVMB juga meminta masyarakat untuk tetap tenang, dengan adanya status waspada GAK yang sudah berlangsung selama lebih dari satu bulan. "Masyarakat tidak usah bingung, karena setiap kejadian sekecil apapun d atas GAK, pasti disampaikan kepada masyarakat," katanya.