REPUBLIKA.CO.ID, STOCKHOLM–-Dugaan baru menyeruak dalam kasus ledakan bom bunuh diri di Swedia. Kepala Kejaksaan Swedia, Tomas Lindstrand, menyatakan pengebom bunuh diri mengincar sasaran yang lebih besar dan dampak korban yang banyak.
Sasaran itu seperti stasiun kereta api maupun pusat perbelanjaan. "Tidak menutup kemungkinan kalau si pengebom bunuh diri sedang menuju ke lokasi seperti Stasiun Kereta atau pusat perbelanjaan Ahlens," katanya.
Mengapa meledak di pinggiran toko? Lindstrand menyatakan bisa jadi ada kesalahan dalam bom bunuh diri yang diletakkan di perut si pengebom, sehingga meledak sebelum waktunya.
Namun, bila benar sasarannya adalah stasiun kereta atau mall, maka dampak ledakan bunuh diri yang pertama kali terjadi di Swedia itu akan sangat besar.
Lindstrand juga menegaskan kalau si pengebom bernama Taymour Abdulwahab. "98 persen jenazahnya sudah bisa diidentifikasi," kata dia.
Ia jelaskan Abdulwahab lahir pada 1981 dan menjadi warga negara Swedia pada 1992. Abdulwahab disebutkan berasal dari salah satu negara di Timur Tengah, media menyebutkan Irak. Ia hidup di Swedia dan sempat tinggal di Inggris.
Swedia diguncang bom bunuh diri pada Sabtu pekan lalu. Ada dua bom meledak. Bom pertama adalah mobil yang meledak dan terbakar di parkiran. Sementara 10 menit sesudah mobil itu meledak, Abdulwahab yang membawa bom pipa di perutnya juga meledakkan diri di emperan toko. Abdulwahab tewas karena luka parah di perut sementara dua warga luka ringan.