REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Rumah Sakit Polri membantah telah menolak permintaan Abu Bakar Ba`asyir untuk menjalani operasi matanya hari ini.
"Tidak ada penolakan, karena sampai saat ini saja belum ada satu pun surat yang secara resmi yang memberitahu kalau Ba`asyir mau ke Rumah Sakit Polri," kata Kepala RS Polri, Brigjen Pol Sutrisno di Jakarta, Kamis.
Pihak Ba`asyir seharusnya berkoordinasi dengan dokter mata di RS Polri, ujarnya. "Penanggungjawab bila dilakukan operasi tetap dokter RS Polri dan dokter yang ditunjuk pihak Ba`asyir boleh ikut mendampingi," jelas Sutrisno.
Dokter Isfahani adalah dokter yang dipercaya Ba`asyir untuk melaksanakan operasi mata terhadap pimpinan Pondok Pesantren Al Mukmin, Ngruki itu, katanya.
"Dokter tersebut boleh menjadi operator, bila dokter rumah sakit sudah tidak mampu, karena fasilitas yang digunakan adalah fasilitas Polri," katanya.
Kuasa Hukum Ba`asyir, Luthfie Hakim menyayangkan batalnya Ba`asyir menjalani operasi di Rumah Sakit Polri Kramat Jati, karena tidak mendapat izin pihak rumah sakit.
Luthfie sangat menyayangkan pembatalan operasi terhadap Ba`asyir, karena Detasemen Khusus 88 Antiteror tidak bersiap terlebih dahulu sebelum Basyir ke RS Polri.
Beberapa waktu lalu Baasyir diperiksa dokter dari Polri yang menyatakan mata kirinya sudah tidak dapat melihat lagi, tapi syarafnya masih bagus, kata Luthfie.
"Sementara itu, beberapa hari lalu dokter Isfahani melakukan pemeriksaan mata ustad, ternyata kondisi syarafnya kian memburuk," kata Luthfie.