REPUBLIKA.CO.ID,NEW YORK--Serangan bom bunuh diri di sebuah masjid di Iran pada Rabu yang menewaskan setidaknya 38 warga setempat dan melukai 50 orang lainnya, menuai kecaman dunia internasional, termasuk yang dilontarkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Pemerintah Amerika Serikat. Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon dalam pernyataan yang dikeluarkan di Markas Besar PBB, New York, Rabu, mengutuk keras pemboman yang terjadi di kota Chabahar, Iran, itu.
Juru Bicara Sekjen PBB, Martin Nesirky, mengungkapkan Ban sangat terkejut mendengar aksi mengerikan teroris yang menjadikan jamaah yang sedang memperingati hari suci Asyura sebagai target serangan. "Sekretaris Jenderal mengutus sekeras-kerasnya pemboman bunuh diri di mesjid di Chabahar, Iran, yang diberitakan telah menghilangkan nyawa sejumlah orang dan melukai banyak orang lainnya" kata Nesirky.
Asyura adalah salah satu hari suci penting yang diperingati oleh kaum Muslim Syiah.
Kecaman juga datang dari Washington, DC. "Saya mengutuk keras serangan teroris hari ini yang diklaim dilakukan oleh Jundullah, yang menjadikan laki-laki, perempuan dan anak-anak Iran yang sedang beribadah di mesjid di Chabahar, Iran, sebagai target serangan," kata Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Rodham Clinton.
Hillary menegaskan serangan itu merupakan contoh lainnya yang ditunjukkan para teroris dalam aksi mereka yang bersifat pengecut untuk menyakiti dan menimbulkan ketakutan terhadap warga sipil tak berdosa. "Para pelaku serangan itu harus mempertanggungjawabkan aksi mereka," katanya.
Ia mengingatkan masyarakat global agar terus waspada dalam memerangi organisasi teroris maupun teroris perorangan yang dapat mengancam nyawa manusia di berbagai belahan dunia. Kantor berita Reuters yang mengutip stasiun televisi Al Arabiya melaporan Kelompok Jundallah mengklaim mereka sebagai pihak yang bertanggung jawab terhadap serangan di Chabahar itu.
Bulan Juli lalu, Jundallah juga mengaku berada di balik serangan terhadap Masjid Agung di Zahedan, Iran, dengan target para anggota pasukan Korps Pengawal Revolusi. Setidaknya 28 orang tewas dalam serangan itu.
Pemerintah AS pada bulan lalu secara resmi menetapkan Jundallah sebagai organisasi teroris asing. Penetapan itu disambut baik oleh Iran, yang sebelumnya menuduh AS sebagai pendukung kelompok tersebut.