Kamis 23 Dec 2010 17:17 WIB

Tantangan Rustam Sarachev justru dari Orang Tuanya Sendiri

Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Orang-orang Muslim Tatar di Kazan Rusia.
Orang-orang Muslim Tatar di Kazan Rusia.

REPUBLIKA.CO.ID, ALMETYVSK, RUSIA--Sarachev adalah keturunan Tatar. Nenek moyangnya beralih memeluk Islam pada abad ke-9, ketika Tatarstan masih menjadi negara kuat yang memiliki hak-haknya sendiri. Di masa silam, selama 450 tahun kaum Tatar di bawah dominasi Rusia, bangga dengan warisan leluhur. Mereka menganggap diri mereka pemimpin alami Muslim Rusia berjumlah 30 juta orang.

Namun nenek moyang Sarachev tidak mempraktekan Islam dalam cara yang ia pahami saat ini. Selama satu milenium, Tatar mengembangkan teologi yang kaya namun juga rumit. Konsep itu nyaman sejalan dengan pemikiran yang dibutuhkan untuk hidup berdampingan bersama Kristen Rusia. Di Kazan, ibu kota Tatarzan, budaya koeksistensi hasil pemikiran masa lalu itu masih bisa dijumpai hingga kini.

Hanya saja, sikap Soviet yang memusuhi dan membenci agama membuat sebagian Tatar saat ini cenderung acuh tak acuh dengan warisan Islam sendiri, bahkan sebagian cenderung tak beragama Ketika tumbuh besar, Sarachev mengingat, agama berarti para kakek dan nenek serta libur hari raya. Ia sendiri tak pernah menjalankan ibadah Islam.

Ketika Soviet jatuh, pendakwah Arab masuk ke Tatarstan. Mereka berkotbah tentang Islam, sebagai agama yang lebih dingin, kaku, sederhana dan lebih puritan. Ajaran itu malah berakar di kawasan itu dan terlihat menguasai kaum muda. Keruntuhan Soviet pula yang membuat rakyat Tatar yang sebelumnya Islam beralih ke Kristen, kembali lagi ke memeluk Islam.