Senin 10 Jan 2011 18:00 WIB

Ini Dia Misi Baru Lobi Zionis di Kongres AS

Gedung Kongres
Foto: .
Gedung Kongres

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON--Di tengah-tengah kesulitan yang dihadapi warga Amerika Serikat (AS) dan harapan mereka terhadap Kongres untuk kian memperhatikan nasib mereka, Rezim Zionis Israel ternyata malah memanfaatkan wakil warga AS di parlemen demi kepentingan Tel Aviv.

Ileana Ros-Lehtinen, salah satu anasir penting Israel di DPR AS selama bertahun-tahun dengan dukungan finansial dan politik Lobi Zionis tak segan-segan mengorbankan kepentingan AS dengan Israel. Demikian dilaporkan IRNA (Jum'at 7/1).

Lehtinen dengan bantuan Lobi Zionis di Washington kini berhasil menduduki jabatan ketua komisi hubungan luar negeri di DPR Amerika Serikat. Misi barunya saat ini adalah menyalahgunakan keanggotaan Amerika di sejumlah organisasi internasional untuk menekan anggota lainnya agar bungkam terhadap kejahatan Rezim Zionis Israel.

Hari Jumat kemarin, Lehtinen menyatakan ingin menekan AS untuk tidak membayar iuran wajibnya kepada dewan ini. Dewan HAM hingga kini berulangkali mengutuk Israel karena kejahatan kemanusiaan yang dilakukannya. Ternyata bukan hanya Dewan HAM yang menjadi sasaran Lobi Zionis, Badan Energi Atom Internasional (IAEA) pun masuk dalam daftar. Melalui Kongres AS, Lobi Zionis meminta Amerika memutus bantuannya kepada lembaga ini gara-gara kasus instalasi nuklir Israel.

Lehtinen menambahkan, hari Rabu mendatang akan digelar sidang Kongres untuk mengkaji kondisi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), karena menurutnya masalah yang dihadapi PBB membutuhkan tindakan dari Kongres Amerika. Ia menambahkan, dirinya berencana mengajukan draf reformasi besar-besaran di tubuh PBB.

Brad Shafer, pakar yang menyusun draf tersebut bagi Lehtinen kepada media massa AS mengatakan," Sederhana saja kami meminta Kongres menjalankan kembali peran tradisionalnya yaitu mengawasi PBB dan organisasi internasional lainnya." Ditambahkannya, jika tidak demikian maka diplomat kami akan terpaksi mengikuti setiap kebijakan yang ditentukan organisasi tersebut dan mereka tidak mampu berbicara soal refromasi yang sangat dibutuhkan oleh organisasi internasional ini.

Pernyataan ini mengemukan di saat PBB kini menjadi sarana Amerika bagi kepentingan ilegalnya dan membuat lembaga internasional ini lumpuh serta tidak mampu melaksanakan tugasnya. Yang lebih penting lagi, AS hingga kini tidak membayar iuran wajibnya sebagai anggota PBB. Hutang AS kepada PBB ditaksir mencapai miliaran dolar.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement