Selasa 11 Jan 2011 05:46 WIB

Din Ajak Tokoh Agama Serukan Moral Basmi Kemunafikan

Rep: Nashih Nashrullah/ Red: Krisman Purwoko
Din Syamsudin
Din Syamsudin

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Din Syamsuddin mengajak para tokoh agama lebih peka dan sensitif dengan menyuarakan seruan moral membasmi kemunafikan. Tidak hanya menyerang masyarakat, tetapi kemunafikan telah mengjangkit pemimpin bangsa. "Jika para tokoh agama tidak berbicara dan memberikan toleransi maka akan berdampak sistemik," kata dia dalam acara Pencanangan Tahun Perlawanan terhadap Kebohongan "Pengkhianatan Harus Dihentikan", di Gedung PP Muhammadiyah, Jakarta, Senin (10/1).

Untuk itu, Din mengajak para tokoh untuk meyakini kebenaran dan perjuangan terhadap keadilap serta tidak gentar dalam rangka memberikan seruan moral ke penguasa. Apalagi para agamawan mempunyai visi sama, kebersamaan, dan kesamaan sebagai modal yang berharga. Selain itu, agama harus melaksanakan misi profetik menyuarakan kebenaran atas berbagai ketimpangan yang terjadi di tengah-tengah umat. "Tidak ada salahnya tokoh agama berbicara tentang penguasa dan kekuasaan disamping umat, bangsa, dan diri sendiri,"kata dia.

Dalam kesempatan sama, Pimpinan Pondok Pesantren Tebu Ireng, Jombang, Jawa Timur, Shalahuddin Wahid, menyatakan diantara misi agama terpenting adalah menyampaikan risalah kebenaran dan kebajikan. Keteladanan menjadi perkara mutlak yang harus ditekankan oleh para tokoh agama sebab diakui langkah menyelesaikan persoalan bangsa tidaklah mudah.

Dia mencontohkan, keterlibatan para tokoh agama adalah menyerukan dorongan moral kepada pemerintah agar konsisten dalam penegakkan hukum."Ada capaian positif dan negatif pemerintah, tapi nilai negatifnya pemerintah belum melaksanakan amanat UUD Pasal 1 bahwa negara Indonesia adalah negara hukum. Mestinya dengan dikatakan negara hukum, harus jadi baik, tapi rasanya tidak lebih baik," kata dia.

Sementara itu, Ketua Umum Persekutuan Gereja-gereja Indonesia (PGI), Pdt DR A A Yewangoe, mengajak para pemimpin agama dan negara menginstropeksi diri. Berbagai persoalan yang menimpa bangsa tak terlepas dari kesalahan yang diperbuat oleh pribadi masing-masing. Dengan demikian, tiap kekurangan tersebut akan bisa diminamilisir. "Kebohongan yang terus dibiarkan akan timbulkan kebohongan lain hingga diterima jadi kebenaran yang diterima," kata dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement