REPUBLIKA.CO.ID,KAIRO-Pemerintah Barack Obama melakukan beberapa lobi dengan Presiden Mesir Hosni Mubarak dan Wakilnya Omar Suleiman untuk menghentikan demonstrasi anti-Amerika Serikat di kota-kota Mesir.
Menurut laporan terakhir yang diperoleh, Presiden Obama melangsungkan beberapa kali komunikasi langsung dengan Presiden Mubarak hingga pagi ini untuk menemukan cara yang memungkinkan untuk mengatasi protes melawan AS dan Israel. Berita terbaru dari Kairo menyatakan bahwa pihak militer telah mengeluarkan istruksi untuk menggunakan kekerasan bila demonstran melakukan gerakan anti AS.
Berdasarkan laporan dari beberapa pejabat intelijen Mesir, terlihat bendera AS dan Israel pada demonstrasi Selasa. Terdapat juga kemungkinan bahwa kerusuhan yang terus berlanjut di negara tersebut dapat berkembang menjadi penyerangan terhadap kedutaan AS dan warga AS oleh massa yang marah.
Pengamat politik yakin bahwa aksi unjuk rasa oleh warga Mesir akan mencapai dimensi baru, dan Mubarak –sekutu dekat AS selama tiga dekade- bukan lagi menjadi prioritas bagi pejabat Washington.
Keputusan terbaru oleh pemerintah AS untuk mengevakuasi warganya dari Mesir menandakan besarnya kekhawatiran oleh pejabat AS bahwa jutaan demonstran di Mesir meneriakkan seruan melawan AS dan Israel.
Seorang warga Kairo, yang mengaku bernama Abdullah, mengatakan warga telah berkesimpulan bahwa AS mencoba mencegah Mubarak turun dari jabatannya, dan hal itu berlawanan dengan keinginan warga Mesir.