REPUBLIKA.CO.ID,KAIRO--Menteri Luar Negeri Mesir Ahmed Abul Gheit pada Kamis memperingatkan bahwa campur tangan militer mungkin dapat dilakukan untuk melindungi keamanan nasional serta mengakhiri unjuk rasa massal di Mesir.
Ahmed mengatakan kepada saluran televisi Al Arabiya bahwa Presiden Mesir Hosni Mubarak tidak akan turun dari kekuasaannya seperti presiden Tunisia, Zine El Abidine Ben Ali.
"Itu tidak akan terjadi," katanya, dengan menambahkan bahwa rakyat Mesir tidak akan menerima jika pemimpin mereka turun dengan cara seperti itu.
Pernyataan menteri luar negeri tersebut merupakan ungkapan kedua tentang campur tangan militer, yang dinyatakan oleh pemerintah setelah pidato Wakil Presiden Omar Suleiman pada Selasa.
Suleiman mengatakan bahwa keadaan seperti itu tidak dapat lagi dipertahankan, dengan menyarankan bahwa perundingan merupakan upaya terbaik untuk mencapai kestabilan di negara itu, jika tidak, "kudeta -yang tidak diinginkan- akan menjadi upaya lain, namun kami berupaya menghindari pilihan tersebut".