REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Anggota Komisi XI DPR RI, Kemal Stamboel, mengatakan, salah satu agenda rapat kerja Komisi XI dengan Gubernur Bank Indonesia (BI), Senin, adalah penjelasan kenaikan BI Rate dan dampaknya terhadap anggaran kebijakan BI serta perekonomian nasional.
Kemal mengatakan, Komisi XI akan meminta penjelasan rasionalitas di balik kebijakan menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 6,75 persen. "Apakah akan meningkatkan secara signifikan defisit BI, karena peningkatan biaya bunga ini. Kita akan meminta penjelasan seberapa besar dampak peningkatan biaya tersebut dalam proyeksi BI," ujarnya.
Kemal juga menjelaskan bahwa defisit BI yang besar terutama diakibatkan oleh pengeluaran kebijakan yang sangat besar. Dalam pengeluaran kebijakan, beban pengendalian moneter merupakan beban terbesar, dengan kontributor terbesar adalah dari beban operasi pasar terbuka (OPT), terutama dari instrumen Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan Fasilitas Simpanan Bank Indonesia (FASBI).
Menurut Kemal Stamboel, kebijakan menaikkan suku bunga itu akan mendorong kelebihan likuiditas domestik untuk ditempatkan di SBI. Demikian juga investor asing akan cenderung menempatkan dana ke situ dan dampaknya beban biayanya tentunya akan semakin besar.