REPUBLIKA.CO.ID,RAMALLAH--Presiden Palestina, Mahmud Abbas meminta pertemuan darurat para pemimpin Palestina pada Jumat setelah tawaran tingkat tinggi Amerika Serikat untuk menghentikan banding kepada Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa mengenai pemukiman Israel. Abbas ingin bertemu para anggota dewan eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) dan dewan pusat gerakan Fatah untuk mengadakan perundingan pada malam hari, beberapa jam menjelang pemungutan suara Dewan Keamanan PBB di New York, kata pejabat.
Pertemuan itu diserukan setelah perbincangan malam Abbas dengan Presiden AS, Barack Obama melalui telepon membicarakan tentang pemungutan suara mengenai resolusi pengecaman pemukiman Yahudi di wilayah jajahan Israel, Tepi Barat dan Jerusalem timur serta meminta kepada mereka untuk menunda hal itu. "Selama perbincangan itu, mereka mengkaji ulang serta mempertanyakan alasan membawa kegiatan pemukiman kepada Dewan Keamanan PBB," kata juru bicara kepresidenan, Nabil Abu Rudeina kepada AFP di Ramallah.
Sejumlah gagasan telah diungkapkan dalam perbincangan yang berlangsung selama hampir satu jam itu dan mereka sepakat untuk melanjutkan konsultasi, kata Rudeina tanpa penjabaran. Naskah resolusi mengecam kegiatan pemukiman Israel sejalan dengan kebijakan masyarakat internasional termasuk AS, namun Gedung Putih tidak beranggapan masalah tersebut perlu dibawa ke Dewan Keamanan yang akan melakukan pertemuan dalam rapat terbuka pada Jumat, pukul 15.00 waktu New York.
Perundingan perdamaian antara Israel dan Palestina yang didukung AS gagal pada 2010 atas persengketaan sengit mengenai pemukiman Yahudi di tanah Palestina. Pemerintah Palestina telah menolak untuk melanjutkan perundingan karena Israel mendirikan bangunan di tanah yang Palestina inginkan bagi negara mereka yang dijanjikan.