REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Mantan Menteri Negara Pemuda dan Olahraga, Hayono Isman, meminta Ketua Umum PSSI, Nurdin Halid, tidak menjegal kompetitornya dalam pemilihan ketua umum organisasi sepak bola Indonesia tersebut.
"Kalau Pak Nurdin mau dipilih kembali, ya itu hak dia. Dia maju, tetapi jangan menjegal orang lain karena itu bertentangan dengan semangat reformasi," kata Hayono di Komplek Kantor Wapres, Jakarta, Kamis (3/3).
Menurut Hayono, kompetisi di alam demokrasi ini seharusnya dapat menghasilkan pemimpin yang lebih baik.
Ia mengatakan PSSI di era sekarang ini seharusnya lebih demokratis dan terbuka kepada publik. "Karena, PSSI itu miliknya publik. Oleh karena itu, PSSI jangan meninggalkan semangat reformasi dalam melaksanakan konsolidasi organisasi," katanya.
Dalam menentukan kepemimpinan PSSI, Hayono mengatakan seharusnya tidak ada intervensi baik oleh kepetingan politik maupun pemerintah. Biarkan mekanisme kongres yang akan memilih.
"Kongres yang menentukan. Mereka punya hati dan punya nurani. Biarlah kongres menentukan pemimpin PSSI ke depan,'' katanya. ''Ini jangan dikebiri. Tidak boleh ada kepentingan politik di dalamnya, tidak boleh ada kepentingan pemerintah. Saya juga ingatkan kepada pemerintah jangan intervensi terlalu jauh.''
Ia mengatakan pemerintah melalui Menteri Pemuda dan Olaharaga saat ini berada di luar PSSI. "Saya mendapatkan 'insurance' (jaminan) dari Pak Menpora bahwa beliau itu mengatakan baru di luar pagar dan belum di dalam pagar PSSI. Tapi, bukan mustahil masuk ke dalam pagar karena ada penyimpangan,'' katanya. ''Kenapa pemerintah harus masuk karena PSSI menggunakan juga anggaran publik. Mereka harus dikontrol oleh publik. Salah satunya dilakukan oleh pemerintah dan tentunya oleh DPR."