Ahad 13 Mar 2011 15:21 WIB

Gerindra: Cari Intel di Lingkaran SBY Terkait Wikileaks

Rep: Bilal Ramadhan/ Red: Djibril Muhammad
Sekjen Gerindra Ahmad Muzani
Sekjen Gerindra Ahmad Muzani

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) panas terkait pemberitaan dua koran di Australia yang bersumber dari Wikileaks- situs pembocor kawat diplomatik Kedutaan Besar Amerika Serikat. Menurut Partai Gerindra, ada orang yang berada dalam lingkaran Presiden SBY yang membocorkan informasi rahasia negara kepada Kedubes AS.

"Kedubes AS tidak membenarkan atau menyalahkan (informasi Wikileaks), tapi hanya menyayangkan kenapa informasi itu bisa bocor. Pasti ada orang dalam yang menjadi informan yg membocorkan itu (ke Kedubes AS)," kata Sekretaris Jenderal Partai Gerindra, Ahmad Muzani yang ditemui di sela-sela pernikahan Din Syamsuddin di Kantor Pusat Dewan Dakwah Muhammadiyah, Jakarta, Ahad (13/3).

Ia mengimbau agar pemerintah Indonesia menyelidiki kenapa informasi penting itu bisa bocor. Menurutnya ada intel yang berada di dalam lingkaran dekat Presiden SBY dan membocorkannya kepada Kedubes AS, sangat berbahaya.

Kalau tidak ada intel agen asing itu, siapa lagi yang membocorkan rahasia negara yang penting. Ia meyakini pasti ada orang dalam yang menjadi informan dan membocorkan itu. "SBY lebih baik mencari intel itu. Ia pasti tahu," imbuhnya. "Itu harus dicari. Presiden pasti tahu orangnya," tegasnya.

Sebelumnya, dua koran terkemuka Australia, yaitu The Age dan The Sydney Morning Herald menurunkan laporan yang bersumber dari Wikileaks. The Age menulis tentang SBY yang melindungi tersangka korupsi secara pribadi dan memanfaatkan peran Badan Intelijen Negara (BIN) untuk memata-matai rival politiknya.

Sedangkan The Sydney Morning Herald mengungkapkan Ibu Negara Ani Yudhoyono bersama kerabatnya dikabarkan memperoleh keuntungan finansial dengan memanfaatkan posisinya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement

Rekomendasi

Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement