REPUBLIKA.CO.ID,MEDAN - Seorang pemerhati sepak bola di Sumatra Utara, Syafruddin Ritonga, meminta Nurdin Halid legowo dan menghormati Ketua Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) yang melarang dirinya maju kembali pada pemilihan Ketua Umum PSSI 2011-2014.
"Permintaan dari Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) itu harus dipatuhi oleh Nurdin Halid. Ini jangan dianggap hal yang sepele karena menyangkut nama baik organisasi PSSI di mata dunia," katanya di Medan, Senin, ketika diminta komentarnya mengenai himbauan FIFA itu.
Sesuai dengan surat dari FIFA, Kongres PSSI akan digelar pada 26 Maret 2011 dengan agenda utama pemilihan Komite Pemilihan. Sedangkan kongres pemilihan ketua, wakil ketua dan anggota EXCO harus dilakukan sebelum 30 April mendatang.
FIFA sebelumnya melarang Nurdin Halid untuk kembali maju pada Kongres PSSI dengan agenda pemilihan ketua dan wakil ketua umum serta anggota komite eksekutif (EXCO) periode 2011-2015. Karena, pencalonan Nurdin Halid dinilai tidak sesuai dengan statuta FIFA.
Duta Besar Indonesia untuk Swiss, Joko Susilo, mengatakan bahwa keputusan FIFA tersebut diperoleh saat dia menemui Presiden FIFA, Joseph "Sepp" Blatter, di Zurich, Swiss. "Sepp Blatter menegaskan bahwa FIFA tetap memegang prinsip-prinsip statuta dan Kode Etik FIFA bahwa seorang narapidana tidak boleh memimpin organisasi sepak bola," katanya melalui pesan singkatnya.
Dengan masih bertahannya Nurdin Halid untuk mencalonkan diri menjadi Ketua Umum PSSI, Syafrudin mengatakan kesannya jelas kurang baik dan tidak menghargai saran FIFA. Semestinya, katanya, Nurdin harus memiliki jiwa besar dengan mencabut pencalonan dirinya menjadi orang pertama di lingkungan PSSI.
"Ini adalah cara yang sangat terhormat dan berikan saja jabatan Ketua PSSI kepada orang lain yang dianggap mampu untuk membina organisasi sepak bola itu. Sehingga, sepak bola tanah air dapat berkembang lebih baik lagi sesuai yang diharapkan pecinta sepak bola di negeri ini," kata mantan Manajer PS Universitas Medan Area (UMA).