Jumat 18 Mar 2011 11:50 WIB

Bom Buku, Tren Baru Bermotif Politik

Rep: Palupi Annisa Auliani/ Red: Djibril Muhammad
Bom buku yang dikirimkan ke Ulil Abshar Abdala
Bom buku yang dikirimkan ke Ulil Abshar Abdala

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO - Aksi beruntun bom buku di Jakarta, patut dicurigai merupakan tren baru yang sedang direkayasa. Polri ditantang lebih percaya diri mengungkap aksi ini, sekalipun jika harus berhadapan dengan kekuatan atau otoritas politik.

"Saya sependapat, ini bukan gaya teroris. Menurut saya ada tren baru sedang dimunculkan," kata anggota Komisi III DPR dari FPDIP Achmad Basarah, Jumat (18/3).

Menurut dia terlalu acak sasaran yang dituju paket bom kali ini. Basarah mengatakan Presiden harus turun tangan, menyatakan ada situasi darurat keamanan.

Menurut Wasekjen PDIP ini, pernyataan Presiden semacam itu akan menjadi dukungan politik bagi Polri. "Polri ini kan khawatir tidak dapat bekap politik kalau ternyata harus berhadapan dengan kepentingan atau otoritas politik," kata Basarah.

Polri, ujar dia, memang seharusnya bisa lebih percaya diri sekalipun 'terpaksa' berhadapan dengan otoritas atau kekuatan politik. Tapi, tambah dia, Presiden harus bisa meyakinkan penegakan hukum berjalan.

Baskara juga berpendapat motif paket bom kali ini lebih condong ke motif politik. Tapi dia menolak berspekulasi siapa di belakang paket tersebut. "Semua spekulasi dan kemungkinan bisa saja," tepis dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement