Sabtu 19 Mar 2011 15:22 WIB

BNPT: Intelijen Kecolongan? Maklumi Saja

Rep: A Syalaby Ichsan/ Red: Siwi Tri Puji B
Sketsa wajah kurir bom Utan kayu
Sketsa wajah kurir bom Utan kayu

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Ketua Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Irjen Pol (Purn) Ansyaad Mbai, meminta agar publik tidak menyalahkan intelijen terkait maraknya teror bom buku pada pekan ini. Menurutnya, tidak ada intelijen di dunia mana pun yang tidak pernah kecolongan.

"Intelijen cuma dua. Duit dan kuasa. Sekarang dua-dua tidak punya," ungkap Ansyaad dalam diskusi di Warung Daun, Cikini, Jakarta, Sabtu (19/3).

Ansyaad mengungkapkan kewenangan intelijen memang dibatasi oleh Undang-Undang. Di Indonesia, ujarnya, penangkapan terhadap pelaku tindak pidana harus menunggu adanya perbuatan pidana terlebih dahulu. Termasuk terorisme.

Lebih lanjut, Ansyaad mengungkapkan tidak ada intelijen yang kuat di dunia. Menurutnya, sekuat-kuatnya intelijen pasti pernah mengalami kebobolan. Ansyaad mencontohkan peristiwa bom di Bandara Moskow, Rusia yang terjadi beberapa waktu lalu. "Padahal itu terjadi di depan kantor KGB. Masih bisa bobol," ujarnya.

Sementara itu, pengamat terorisme asal Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Hermawan Sulistyo, mengungkapkan saat ini polisi sudah tahu siapa pelaku serangan teror bom buku tersebut. Namun, jelasnya, polisi masih melakukan pencarian di mana lokasi persembunyian mereka.

Hermawan menilai pola teroris saat ini bergeser ke sasaran yang lebih individual. Hal tersebut karena mereka pada dasarnya mengalami kesulitan dana untuk membeli bahan peledak. "Kan lebih efektif dan gampang bikinnya kalau cuma dengan potasium klorat," ujarnya.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

  • Sangat tertarik
  • Cukup tertarik
  • Kurang tertarik
  • Tidak tertarik
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement