Selasa 22 Mar 2011 10:04 WIB
Trending: Kala Narkoba Menggoda Para Pesohor

Narkoba Bukan untuk Si Karya Hebat

Rep: M Akbar/ Red: Stevy Maradona
Narkoba (Ilustrasi)
Foto: CORBIS
Narkoba (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Malam baru saja beranjak. Seseorang berkata kepada Iwan Fals. ''Wan, lo harus coba cimeng lagi.'' Cimeng adalah bahasa gaul yang merujuk pada salah satu narkoba jenis ganja. Sang sahabat penyanyi legendaris ini kemudian melanjutkan coletahannya. ''Elo nggak bisa melahirkan karya hebat lagi kalau elo nggak pakai (cimeng) itu. Lo harus coba dan berani memakainya lagi kalau mau punya karya hebat lagi,'' timpalnya dengan ekspresi lebih serius.

Iwan tersenyum. Ia kemudian menoleh kepada Yos, istri sekaligus manajer dari Iwan Fals. ''Wah nggak lah,'' kata Iwan menegaskan. Bagi Iwan, hidup dengan ketergantungan narkoba adalah masa lalu.

Meski tak tersurat dalam ucapan, penyanyi balada yang pernah dinobatkan sebagai Asian Heroes versi majalah Time Asia ini tak mau menyentuh lagi benda haram yang telah membuat putra tersayangnya Galang Rambu Anarki meregang nyawa. ''Gue lebih senang yang sekarang,'' ujar Iwan.

Dialog antara Iwan dan sahabat karibnya itu terjadi sekitar dua pekan lalu. Obrolan itu dilakukan di kediaman Iwan Fals di Leuwinanggung, Cimanggis, Depok. Sang sahabat ini mengaku menjadi saksi hidup dari perjalanan karier Iwan Fals meretas popularitas. ''Gue itu dulu sering ngelintingin (menggulung ganja-Red) buat dia sambil catetin (mencatat) lagu-lagu yang dia buat,'' kata sang sahabat yang enggan untuk disebutkan identitasnya tersebut.

Lain Iwan, lain pula usaha orang-orang dekat Bimbim Slank. Darmawan Sepriyossa, penulis buku Rock 'n Roll Mom: Kisah Bunda Iffet Membebaskan Slank dari Narkoba, juga punya cerita soal ajakan orang-orang dekat untuk mengembalikan para pesohor kembali menjadi pemakai barang haram itu.

 

''Mereka datang dengan menyamar sebagai penjual makanan kucing dan ikan,'' cerita Bunda seperti dituturkan kepada Darmawan. Padahal selama pengetahuan Bunda, Bimbim bukanlah sosok yang menyukai binatang. ''Sampai pada akhirnya Bunda mengetahui ketika penjual makanan kucing dan ikan itu datang malam hari. Saat ditegur, mereka justru langsung lari dan membuang heroin yang mereka bawa ke kali.''

 

Di dunia hiburan, penggunaan narkoba terkadang menjadi bagian yang begitu akrab dan dekat.

Entah sudah berapa banyak artis Indonesia yang terjerat dalam pelukan narkoba. Entah apa yang ditawarkan sang bubuk setan bernama sabu, putauw, atau sekadar lintingan daun beracun, atau sekadar pil penambah 'semangat hidup' bernama ekstasi itu.

Tak sampai sebulan ini, berturut-turut empat artis dicokok polisi karena kedapatan memakai narkoba. Pertama kali adalah Surendro Prasetyo, drumer grup band Padi, yang tertangkap basah memakai narkoba di Apartemen Sudirman Park, Jakarta Pusat, akhir Februari lalu. Di tangan pria yang akrab disapa Yoyok ini polisi menemukan 0,2 gram sabu.

Tak berapa lama, Direktorat IV Narkoba Bareskrim Mabes Polri menangkap Iyut Bing Slamet beserta 0,4 gram sabu. Mantan penyanyi cilik era 1970-an itu ditangkap polisi ketika berada di sebuah kamar hotel di kawasan Mangga Besar, Tamansari, Jakarta Barat, Selasa (8/3) malam.

Ketika kasus itu masih hangat, Badan Narkotika Nasional (BNN) yang biasanya melibatkan artis dalam kampanye anti-narkoba kembali disibukkan dengan tertangkapnya enam personel Kangen Band di basecamp mereka di Cibubur, Jakarta Timur, Jumat (11/3) malam. Dari hasil pemeriksaan, dua personel Kangen Band yaitu Andika (vokalis) dan Izzy (pemain keyboard) positif memakai ganja. Bila nasib Yoyok dan Iyut masih harus menunggu putusan hakim, dua personel Kangen band yang pelanggarannya lebih ringan langsung mendapat 'vonis' rehabilitasi dari BNN.

Pengamat musik Remmy Soetansyah mengakui godaan untuk memakai narkoba memang begitu dekat di kalangan para musisi. ''Kehidupan mereka yang penuh glamor memang sangat rentan. Apalagi saat mereka terkenal. Semuanya terkadang bisa datang dengan sendirinya,'' kata Remy.

Piyu, gitaris dari grup band Padi, mengakui bahwa narkoba memang bisa begitu dekat dengan dunia hiburan. ''Salah satunya memang anak band,'' kata Piyu. Meski demikian, Piyu tetap saja merasa kaget ketika Yoyok tertangkap polisi sedang memakai narkoba.

Piyu mengakui, selama enam bulan ini memang tak terlalu dekat dengan Yoyok walau dia memastikan tak pernah melihat sahabatnya itu memakai bubuk setan. ''Yang pasti kalau setiap kali kami bergaul dan bekerja, saya tidak pernah lihat dia pakai (narkoba).''

Maka, dia juga tak tahu dari mana atau apa alasan yang mendasari sahabatnya itu bisa terjerat narkoba. ''Yang saya tahu, dia memang suka keluar malam. Di luar itu, saya tidak terlalu mengetahui apa yang dia perbuat,'' cerita gitaris bernama lengkap Satriyo Yudi Wahono ini.

Piyu mengingatkan bahwa tak selamanya dengan menggunakan narkoba maka sang musisi akan bisa menelurkan karya-karya yang hebat. Piyu mengaku di dalam berkarya bersama Padi, dirinya cukup menjaga jarak dengan barang haram itu.

Selain ada artis atau musisi yang coba-coba menjadikan narkoba sebagai perangsang dalam berkarya, umumnya narkoba narkoba banyak dijadikan pelarian dari jeratan persoalan hidup. Namun, berbeda halnya dengan mantan vokalis grup band Dewa 19, Ari Lasso. Ari mengaku dirinya ketagihan narkoba justru saat segala kebutuhannya terpenuhi. ''Saat itulah kehidupan saya menjadi kehilangan arah,'' kenang Ari dalam sebuah obrolan kepada Republika beberapa waktu lalu. ''Jangan lagi deh terjebak pakai narkoba.''

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement