REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Menteri Koordinator bidang Kesejahteraan Rakyat, Agung Laksono, menilai kinerja pelayanan kesehatan masih rendah terutama di daerah tertinggal, terpencil, perbatasan dan pulau-pulau terluar.
"Padahal kinerja kesehatan merupakan salah satu faktor penting dalam upaya peningkatan kualitas kesehatan penduduk," kata Menko Kesra Agung Laksono, Rabu (16/6).
Agung Laksono menjelaskan, kondisi itu menjadi tantangan pembangunan kesehatan di Indonesia yang perlu dukungan semua masyarakat. Selain kinerja pelayanan kesehatan yang masih rendah, Agung menambahkan tantangan pembangunan kesehatan lain adalah disparitas kasus kesehatan.
"Meskipun secara nasional kualitas kesehatan masyarakat meningkat namun disparitas antar tingkat sosial ekonomi dan antar wilayah masih cukup tinggi," katanya. Tak hanya itu, tantangan lain yang harus diatasi yaitu beban ganda penyakit di Indonesia yang mengalami transisi epidemologi. Kondisi itu ditandai dengan prevalensi dan insidensi penyakit menular yang masih tinggi namun dalam waktu yang bersamaan terjadi peningkatan penyakit tidak menular.
Agung menambahkan, masih banyaknya masyarakat yang belum menjalani pola hidup sehat. Kongisi sanitasi yang rendah, lanjut dia, juga memperberat tantangan pembangunan kesehatan di Indonesia. Menko kesra tak ketinggalan menyinggung tingkat pelayanan rumah sakit daerah. "Kualitas pelayanan kesehatan yang rendah ditandai kualitas pelayanan dibawah standar di sebagian rumah sakit daerah dan keterbatasan tenaga kesehatan. Itu harus diatasi," katanya.
Dia juga mengatakan hingga saat ini jumlah dan distribusi dokter, bidan serta perawat belum merata. "Indonesia mengalami kekurangan pada hampir semua tenaga kesehatan yang diperlukan," katanya.