REPUBLIKA.CO.ID, JAKARta - Banyak ibu ingin menyusui bayinya. Namun, sebagian dari mereka terlambat mendapatkan informasi. Di sisi lain, iklan susu formula yang gencar juga turut mempengaruhi.
Hal ini diungkapkan konselor laktasi, Dr Asti Praborini SpA IBCLC, yang gencar mengedukasi ibu yang memiliki bayi. Ia ingin setiap ibu dari bayi baru lahir dapat menyusui anaknya hingga dua tahun.
"Iklan susu formula begitu gencar memasuki ruang publik maupun privat. Secara langsung, promo marketing produsen susu formula mempengaruhi pola pikir dan keputusan pemenuhan nutrisi masyarakat," ujarnya pada wartawan Republika, Reiny Dwinanda dan Amin Madani. Alhasil, para ibu pun kehilangan kepercayaan diri terhadap kemampuannya menyusui.
Mereka mengandalkan pengganti nutrisi alami. Padahal, sebetulnya para ibu dapat memproduksi sendiri dari kelenjar susunya. "Ironisnya, tenaga kesehatan sebagai lini terdepan pengedukasi masyarakat juga belum memberikan dukungan penuh pada program ASI eksklusif enam bulan."
Menurutnya, secara umum hampir semua ibu ingin menyusui. Namun, mereka menemui banyak kesulitan. Itu karena mereka tidak menguasai ilmunya.
"Mereka memerlukan bantuan agar bayinya dapat memperoleh haknya untuk mendapatkan makanan terbaik di awal kehidupannya," katanya.
Bagi Muslimah, katanya, memberikan ASI adalah salah satu kewajiban agama. Sementara itu, dari sisi kesehatan ibu, menyusui juga sarat manfaat. "Menyusui dapat membuat rahim lebih cepat pulih dan menghindari risiko pendarahan. Lalu, menyusui selama dua tahun juga berpotensi menurunkan risiko kanker payudara secara signifikan."
Apa perlunya ibu-ibu menyusui anaknya dengan ASI? Air Susu Ibu merupakan makanan terbaik bagi bayi. Allah SWT telah menciptakannya untuk anak manusia. Komposisinya sesuai dengan kebutuhan bayi.
"Allah SWT juga menciptakan susu sapi untuk anak sapi. Susu kambing untuk anak kambing. Namun, tak satupun yang komposisinya dapat disetarakan dengan ASI. Susu ibu spesifik untuk bayi," ujarnya.