REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Beberapa waktu lalu banjir kembali melanda Jakarta dan sekitarnya. Sistem tata kelola air yang dilakukan oleh pemerintah dianggap gagal.
Pada Selasa (29/6), banjir terjadi di Perumahan Cirendeu Permai, Kecamatan Ciputat, Kota Tangsel. Banjir tersebut terjadi akibat meluapnya air dari Sungai Pesanggrahan. Menurut warga sekitar, kali tersebut telah mengalami pendangkalan selama 10 tahun terakhir. Sehingga, kali tidak bisa menampung volume air saat terjadi hujan lebat.
Menurut Irhash Ahmady, Manager Disaster Management Walhi, kejadian tersebut mengingatkan pada kejadian jebolnya tanggul Situ Gintung pada 27 maret 2009 lalu. Menurutnya, tanggul tersebut jebol akibat perawatan situ yang tidak baik sehingga tanggul tidak kuat menahan volume air.
Menurutnya, hal tersebut bisa terjadi pada Daerah Aliran Sungai (DAS) dimana jika sungai tidak dikeruk akan menyebabkan air meluap karena tidak bisa menampung kuatnya volume air.
Oleh karena itu, Irhash mengatakan, pemerintah harus segera memperbaiki kondisi sungai dan situ yang rusak. Perencanaan tata kelola air khususnya Daerah Aliran Sungai berpijak pada upaya pengurangan resiko. "Situ dan daerah aliran sungai merupakan daerah konservasi air," ucap Irhash, Ahad (4/7).
Selain itu, Irhash mengatakan pemerintah juga harus memberikan kesadaran pada masyarakat bahwa wilayah mereka tidak pernah terbebas dari ancaman banjir yang bisa datang kapan pun. Sehingga, resiko dan kehilangan aset milik warga dapat dihindarkan.