REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA - Degradasi atau penurunan kondisi hutan di Indonesia di tingkat memprihatinkan. Menurut Sekretaris Jenderal Kementerian Kehutanan, Hadi Daryanto degradasi telah mencapai satu juta hektare per tahun, kata

"Kondisi itu mendorong pemerintah berupaya menurunkan degradasi hingga 200.000 hektare per tahun pada 2020," katanya di UGM, Selasa (8/3). Ia mengatakan angka degradasi hutan di Indonesia yang cukup besar itu terjadi sejak 2002.

Penurunan luas kawasan dan tutupan hutan itu disebabkan beberapa faktor, di antaranya konversi hutan ke sektor usaha lain. Oleh karena itu, menurut dia, pada 2020 Kementerian Kehutanan (Kemenhut) menargetkan degradasi hutan yang telah terjadi bisa turun pada angka 800.000 hektare per tahun, atau berkurang 200.000 hektare dari angka sebelumnya.

"Dengan target tersebut diharapkan target produksi hutan juga bisa tercapai, di antaranya untuk hutan produksi sembilan juta meter kubik per tahun, hutan industri 20 juta meter kubik per tahun, dan hutan rakyat dua juta meter kubik per tahun," katanya.

Ia mengatakan setelah tiga dasa warsa, hutan produksi diusahakan, hampir sebagian besar areal HPH menjadi hutan bekas tebangan (HBT), dan telah atau segera memasuki siklus tebang kedua. Degradasi hutan produksi dari penafsiran citra satelit 2006, hutan bekas tebangan mencapai 45 juta hektare.

"Telaah strategis sektor kehutanan menunjukkan upaya untuk menerapkan pengelolaan hutan lestari (PHL) dan upaya sertifikasi PHL belum menampakkan hasil yang memuaskan. Untuk itu diperlukan pengelolaan kemampuan regeneratif hutan alam dengan perlakuan lebih dari satu sistem silvikultur sesuai tapaknya," katanya.

Ikuti Whatsapp Channel Republika