JAKARTA-–Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memberikan penghargaan pada ketiga anggota Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) DKI yang tewas dalam kerusuhan di makam Mbah Priok, Koja, Jakarta Utara. Penghargaan diberikan berupa santunan, kenaikan status satu tingkat, dan gelar anumerta.
Penghargaan tersebut diberikan kepada M Soepono, Israel Jaya, dan Ahmad Tajudin, yang tewas dalam kejadian tersebut. Kepala Bidang Informasi Publik Pemprov DKI, Cucu Ahmad Kurnia, mengatakan, pemberian penghargaan kepada pegawai yang gugur dalam tugas telah sesuai dengan aturan dan ditetapkan dalam SK Gubernur.
Tidak hanya itu, penghormatan dengan memberikan gelar anumerta juga diberikan pada ketiganya. ''Santunan resmi di luar asuransi juga diberikan dari pemprov,'' ujar Cucu, Rabu (21/4).
Cucu menjelaskan, khusus untuk korban M Soepono, sesuai peraturan kepegawaian, setiap pegawai yang meninggal dalam tugas akan dinaikkan pangkatnya setingkat. Sehingga Soepono yang semula berstatus Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) naik menjadi PNS. Apalagi korban telah memiliki anak adan istri yang harus dijamin masa depannya. ''Istri dan anak korban berhak memperoleh pensiun,'' ujarnya. Sesuai aturan, mereka akan diberikan pensiun 80 persen dari gaji pokok.
Sedangkan bagi kedua korban lainnya, yaitu Ahmad Tajudin dan Israel Jaya, yang masih berstatus Pegawai Tidak Tetap (PTT) akan diberikan santunan dan penghargaan dari gubernur. Namun khusus untuk santuan jumlahnya akan lebih besar dari pada Soepono karena keduanya tidak memperoleh dana pensiun.
Sementara itu, Effendi Anas, asisten Kesejahteraan Masyarakat DKI, menambahkan, pihaknya sedang melakukan perumusan mengenai pemberian santunan kepada pegawai yang menjadi korban baik tewas maupun luka. Sebab, pengucuran dana santuan harus dilakukan pada alokasi anggaran tersendiri dan tidak masuk dalam kategori dana bencana alam maupun kejadian luar biasa.
Tidak hanya itu, terkait hal ini, Pemprov DKI juga telah berkoordinasi dengan PT. Pelindo II yang berjanji akan ikut membantu memberikan bantuan kepada para korban. ''Saya telah mengundang Pelindo namun sampai saat ini juga belum datang,'' ujar Effendi.