REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG--Untuk mengurangi kemacetan di sejumlah ruas jalan, Pemkot Tangsel akan menerapkan Sistem Satu Arah (SSA). Penerapan sistem tersebut dikhwatirkan dapat mengurangi omset sejumlah sektor usaha.
Menurut Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi (Dishubkominfo) Kota Tangsel, Agus Mulyadi, penerapan sistem satu arah tersebut bertujuan untuk mengurangi tingkat kemacetan di sejumlah ruas jalan. "Tingkat kemacetan di Kota Tangsel semakin meningkat," ucap Agus, Kamis (24/6).
Selain itu, penerapan sistem satu arah juga bisa mengganti arus lalu lintas menyebrang (Crossing) dengan arus lalu lintas gabungan (Weafing) di sejumlah titik persimpangan.
Menurutnya, beberapa ruas jalan yang akan diterapkan sistem satu arah yaitu Jalan Setiabudi-Jalan Surya Kencana-Jalan Padjajaran-Jalan Otista.
Namun, Agus mengatakan, pihaknya tetap memberlakukan jalur alternatif jika sistem tersebut dilakukan. Agus mengatakan, jalur alternatif tersebut yaitu Bunderan Pamulang-Pajajaran, Bunderan Pamulang-Jalan H Thaif, Jalan Pajajaran-Jalan Setia Budi-Jalan Marthadinata-Jalan Setia Budi, Jalan Siliwangi- Jalan Surya Kencana, dan Jalan Surya Kencana-Jalan Setia Budi.
Jika rencana tersebut dilakukan, para pelaku sektor usaha yang berada di ruas jalan tersebut khawatir jika omsetnya akan menurun. Rudi Syarif, Manager Operasional salah satu toko ritel di Jalan Siliwangi mengatakan, para pengunjung yang biasanya belanja di tokonya kemungkinan besar enggan mengunjungi tokonya.
"Para pembeli saya umumnya bawa kendaraan," ucap Rudi yang hadir dalam sosialisasi Sistem Satu Arah oleh Dishubkominfo Kota Tangsel.
Rudi meminta Pemkot Tangsel untuk melakukan peninjauan ulang terhadap rencana penerapan sistem tersebut. Menurutnya, masih ada cara lain yang bisa dilakukan untuk mengatasi kemacetan lalu lintas. "Polisi kan bisa menindak tegas para pengendara yang melanggar aturan atau menindak sopir angkot yang 'ngetem' di sembarang tempat," ucap Rudi.
Penerapan sistem tersebut juga dikhwatirkan dapat mengurangi pendapatan sopir angkot. Menurut Salim, sopir angkot D 15 Trayek Bunderan Pamulang-Lebak Bulus, mengatakan, setoran kepada pemilik angkot akan berkurang karena dengan penerapan sistem tersebut akan semakin membuat para penumpang enggan naik angkutan umum.
Selain itu, sistem satu arah akan membuat biaya bahan bakar bertambah karena jarak yang ditempuh akan semakin panjang.
Menurut Ketua Komisi D DPRD Kota Tangsel, Iwan Rahayu, ia setuju dengan penerapan sistem tersebut asalkan benar-benar bisa mengatasi kemacetan lalu lintas. Namun, yang lebih terpenting lagi menurutnya sebelum menerapkan sistem tersebut, Pemkot Tangsel harus memperbaiki sarana dan prasarana yang akan mendukung penerapan sistem tersebut.
Iwan juga meminta supaya Pemkot Tangsel melakukan sosialisasi yang baik kepada masyarakat tentang dampak yang akan ditimbulkan dari penerapan sistem tersebut. "Jangan sampai penerapan itu justru merugikan masyarakat," ucap Iwan.