REPUBLIKA.CO.ID,DEPOK- Harga beras yang semakin melonjak menjelang akhir tahun 2010, membuat Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Depok, menggelar operasi pasar (OP) khusus beras di sejumlah pasar tradisional di Kota Depok. Hal ini sesuai dengan permintaan Kementerian Perdagangan RI yang meminta Badan Urusan Logistik (Bulog) Jawa Barat untuk mengadakan OP di Kota Depok akibat inflasi yang tinggi.
Kepala Seksi Perdagangan Dalam Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Depok, Reni Siti Nuraini mengatakan OP sudah dilaksanakan sejak pekan terakhir untuk menambah ketersediaan beras di pasar. Operasi pasar tersebut, tambahnya, akan digelar hingga awal tahun 2011 sampai harga beras turun.
“Pantauan Disperindag, harga cabai tidak sedrastis biasanya, namun kalau untuk mengatasi harga beras, kami sudah gelar OP di lima titik pasar, misalnya di Pasar Depok Jaya dan Pasar Depok Lama. Bulog Jabar dan pemerintah pusat yang menggelar OP ini, kami hanya fasilitator,” katanya kepada para wartawan, Selasa (28/12) pagi.
Hingga kini, kata Reni, lebih dari 10 ton beras OP sudah terjual di pasar. Penjualan, lanjutnya, tergantung pada distributor yang mampu membayar jumlah pembelian beras. Harga beras jenis IR 42 di Depok sebesar Rp 6.500 per kilogram, pandan wangi Rp 7.200 per kilogram, beras Cianjur Rp 6.800 per kilogram. “Harganya lebih rendah Rp 1000 dari harga di pasaran, kami supply sebanyak mungkin agar harganya turun,” jelasnya.
Sebelumnya, Kota Depok mencatatkan inflasi tertinggi di antara kabupaten dan kota di Jawa Barat untuk bulan November 2010, dengan 1,08 persen. Beras menjadi komoditas tertinggi yang menyebabkan inflasi dengan 0,78 persen. Sedangkan sisanya disebabkan bawang merah dan daging ayam.