REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA–Pengoperasian Transjakarta koridor IX (Pinangranti-Pluit) dan koridor X (Cililitan-Tanjung Priuk) yang berjalan hampir sepekan masih carut marut, terutama kemacetan dan penumpukan penumpang di sejumlah titik. Parahnya, koridor baru ini meminjam armada dari koridor lain yang menyebabkan penumpukan penumpang di koridor lain.
Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Udar Pristono, mengatakan carut marut disebabkan masih banyak pengguna jalan di koridor tersebut yang belum mengetahui operasional busway telah dimulai. Sudah ada armada busway yang diserempet dan ditabrak container di jalur Tanjung Priuk.
Untuk mencegah kejadian ini, kata Pris, sosialisasi harus digalakkan. "Jalurnya masih tak steril, masih banyak pengguna jalan tak tahu kalau koridor X telah beroperasi, masih butuh disosialisasikan dan sterilisasi lagi," terangnya.
Sementara itu, akibat pemindahan 17 bus gandeng dan lima bus tunggal dari koridor VI (Ragunan-Harmoni) dan I (Blok M-Kota) ke koridor X, terjadi penumpukan penumpang di koridor I dan VI sejak kemarin. Para penumpang mengeluhkan sedikitnya bus di jalur tersebut dan headway atau waktu tempuh terhambat.
Untuk mengatasi masalah ini, kata Pris, DKI akan menambah armada busway pada akhir tahun ini sebanyak 44 bus gandeng. Sejak awal TransJakarta diluncurkan pada 2002 hingga saat ini belum ada penambahan armada di seluruh koridor. "Anggarannya Rp 180 miliar dan sudah disetujui oleh Dewan (DPRD DKI).’’