REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo mengatakan segera membahas rencana pembuatan tanggul laut raksasa (giant sea wall) dengan sistem polder di pantai utara Jakarta bersama dengan instansi pemerintah pusat terkait pada Februari 2011.
"Pada awal bulan Februari, kita akan berkumpul bersama dengan instansi sektoral dari pemerintah pusat," kata Fauzi Bowo di Balaikota DKI Jakarta, Rabu (26/1).
Fauzi Bowo yang lebih akrab dipanggil Foke itu menjelaskan pemerintah pusat telah meminta Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta untuk mengkaji Strategi Pertahanan Laut (Sea Defence Strategy) sebagai cara menanggulangi kenaikan muka air laut dan genangan rob. Pemprov DKI sendiri telah memantau gejala alam berupa peningkatan muka air laut dan penurunan muka tanah (land subsidence) yang mengakibatkan genangan rob yang makin parah di sepanjang pantau utara Jakarta.
"Kita monitor beberapa tahun terakhir. ternyata land subsidence lebih cepat gerakannya dibandingkan air laut. Dua-duanya mengakibatkan seringnya genangan di pantai utara Jawa, bukan hanya pantai utara Jakarta," katanya.
Berdasarkan proyeksi yang dilakukan, gejala alam dan dampaknya bakal semakin parah. Untuk menanggulangi gejala alam tersebut secara komprehensif, konsorsium Jakarta Coastal Defence Strategy (JCDS) yang merupakan bantuan dari pemerintahan Belanda merekomendasikan dibangunnya tanggul laut raksasa di pantai utara Jakarta.
JCDS sedang melakukan kajian tentang tanggul laut raksasa sejak Desember 2010 dan diharapkan dapat rampung pada dua atau tiga tahun kedepan. Pembangunan konstruksi fisik tanggul tersebut diperkirakan membutuhkan waktu 10 tahun dan diharapkan selesai pada 2025.
Selain pembangunan tanggul raksasa, Pemprov DKI juga melakukan pembatasan pengambilan air tanah yang merupakan penyebab penurunan tanah. Karena membatasi pengambilan air tanah dalam, maka Pemprov DKI bakal membangun pabrik air di Bendungan Jatiluhur untuk menyuplai kebutuhan air bersih warga Jakarta.