SOLO--Kemunculan wartawan gadungan di Solo, Jateng kian marak. Mereka mendatangi calon wali kota atau wakil wali kota untuk meminta sejumlah uang.
Seperti yang terjadi pada FX Hadi Rudyatmoko (Rudy), calon wakil wali kota. Rudy bercerita, sudah sepekan ini didatangi oleh orang yang mengaku wartawan koran "Jiran".
"Lha saya bertanya-tanya, di Solo ini apa ada nama koran itu," kata Rudy pada wartawan di Balai Kota, Jumat (26/3). Menurut Rudy, mereka datang sendiri atau bahkan berombongan. Kebanyakan mereka tak dapat menunjukkan kartu pers.
Rudy mengaku hafal dengan hampir semua wartawan yang berada di Solo. Pasalnya, selama lima tahun menjabat sebagai wakil wali kota, dia sering menerima wartawan, khususnya yang ngepos di Balai Kota. Namun, kali ini yang mendatanginya merupakan wajah-wajah asing.
Seperti layaknya wartawan, mereka yang mendatangi Rudy juga bertanya-tanya tentang persiapannya menjelang pemilukada. Akan tetapi, di akhir wawancara, Rudy dimintai sejumlah uang.
"Katanya untuk uang saku, " ujarnya. Rudy pun menolak permintaan wartawan gadungan tersebut dengan mengacungkan kepalan tangan.
Wartawan gadungan yang muncul menjelang pemilukada ini juga diakui oleh ajudan Rudy, Agung Waijayanto. Menurut dia, dalam sepekan ada satu hingga dua wartawan gadungan dari koran yang tidak jelas yang mendatangi Rudy.
Hal yang sama juga terjadi pada calon wali kota, Eddy Wirabhumi yang mengaku sering didatangi wartawan. Menurut dia, munculnya wartawan gadungan tersebut sudah mulai terlihat sejak dia melakukan deklarasi pencalonannya dalam pemilukada 2010. Bahkan dia mengaku, jumlah wartawan gadungan tersebut cukup banyak. "Mereka datang secara bergerombol," ujarnya.
Wartawan gadungan tersebut juga meminta sejumlah uang kepada Eddy. Meski tahu wartawan gadungan, Eddy mengaku melayani permintaan mereka. "Kasihan saja, mereka tidak memiliki media, jadi cari makannya cuma dari situ, " ujarnya.
Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) cabang Solo, Budi Santoso, meminta kepada para kandidat untuk menolak wartawan yang meminta sesuatu di luar masalah berita. "Apalagi kalau sudah meminta uang. Itu sudah bentuk penyimpangan terhadap tugas kewartawanannya. Mereka harus tegas dan tidak perlua melayani kepentingan wartawan gadungan ini," kata Budi, kemarin.