REPUBLIKA.CO.ID, MOJOKERTO--Desa Gumeng, Kecamatan Gondang, Kabupaten Mojokerto yang dihuni 100 keluarga (KK) terisolasi akibat longsor dan banjir bandang. Musibah tersebut terjadi setelah kawasan pegunungan di Mojokerto pada Rabu (26/5) lalu diguyur hujan deras

Menurut keterangan sejumlah warga, jalan masuk di desa tersebut mengalami longsor sejak Kamis (27/5) sore sekitar pukul 16.00 saat hujan deras mengguyur lokasi itu. Beberapa warga yang hendak pulang ke kampung, terhambat lantaran jalan aspal selebar 3 meter itu tertutup tanah setinggi lutut orang dewasa. Titik longsoran tebing itu pertama kali berada tak jauh dari simpang tiga menuju sebuah dusun kecil, Blogong, Desa Gumeng.

"Jadi, tahu-tahunya, banyak warga yang sudah tak bisa pulang ke rumahnya itu," kata Pitoyo, 40, warga setempat saat ditanya waktu terjadinya longsor kepada Darmo, Jumat (28/5). Pantauan di lokasi longsor, tanah yang longsor di titik ini mencapai panjang lebih dari 10 meter dengan tebal tanah padat di atas aspal lebih dari 40 sentimeter.

Selain itu, di sepanjang jalur menuju kampung Gumeng juga terjadi banyak longsor. Namun, intensitasnya lebih kecil. Terpantau, lebih dari 5 titik mengalami longsor. Untungnya, dalam kejadian ini tak ada korban jiwa yang terenggut.

Warga dan beberapa petugas dari PU Bina Marga baru bisa membersihkan tanah longsoran. Tadi pagi, sekitar pukul 10.00 jalur kembali normal. "Jadi hampir 16 jam tidak ada aktivitas keluar kampung," imbuhnya. Akibat putusnya jalan tersebut, bantuan dari Dinas Sosial Kabupaten Mojokerto sempat tersendat. Dan bantuan baru bisa disalurkan sekitar pukul 11.00 tadi siang.

Tak hanya longsor, hujan deras tersebut juga membuat sejumlah rumah rusak akibat air bah masuk ke perkampungan. Rumah tersebut adalah milik Sugiyono (32 tahun), Tubi (38 tahun), Jais (40 tahun) dan Sulinto (50 tahun). Menurut Sugiyono, seisi rumahnya tergerus air bah sekitar pukul 16.00 WIB.

Ikuti Whatsapp Channel Republika