Rabu 30 Jun 2010 22:41 WIB

Siswa Klaten Ditemukan jadi Mayat di Pantai Kuta

Red: Ririn Sjafriani

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR--Salah seorang dari tiga siswa SMPN I Karangdowo, Klaten, Jawa Tengah yang terseret ombak dan menghilang ketika berenang di Pantai Kuta, Bali, berhasil ditemukan telah menjadi mayat.

"Jenazah Angga Widhi Adma (14) ditemukan tergolek oleh warga setempat di tepi pantai yang berjarak sekitar 300 meter arah selatan dari tempat kejadian," kata Koordinator Balawista Badung I Made Suparka ketika dihubungi ANTARA di Denpasar, Rabu (30/6).

Ia memperkirakan, memasuki hari ketiga, dua korban lainnya yang hingga kini belum diketemukan akan mengambang ke permukaan air laut.

"Kedua korban yang belum ditemukan itu masing-masing Dwi Anggono (14) dan Bagus Dwi Prasetya (14), akan terus kami cari dan pantau di sepanjang Pantai Kuta," ujar Made Suparka.

Ia mengharapkan, nelayan dan masyarakat pesisir pantai untuk segera melaporkan jika menemukan korban yang terseret arus saat menikmati deburan ombak Pantai Kuta pada Senin sore (28/6) lalu.

"Besar dugaan korban akan mengambang di permukaan laut, dan mudah-mudahan cepat terdampar ke pantai," ujar Suparka yang mengerahkan seluruh anggotanya sejak hari kejadian untuk melakukan pencarian terhadap korban.

Sebanyak lima siswa asak Klaten yang baru naik kelas, sore itu sekitar pukul 16.30 wita, mandi bersama di pantai di sebelah utara bekas Hotel Anggrek Kuta.

Korban yang baru beberapa menit menikmati deburan ombak, secara tiba-tiba muncul ombak besar yang menghantam mereka. Dua dari lima siswa yang mandi bersama-sama itu, berhasil menyelamatkan diri, sementara tiga lainnya menghilang.

Rombongan pelajar tersebut, menurut Wakil Kepala Sekolah SMPN I Karangdowo, Jateng, Sukarman, terdiri atas 140 siswa.

Mereka tiba di Bali Senin (28/6), dan menginap di sebuah hotel di Jalan Nangka Kota Denpasar. Beberapa saat setelah di Bali langsung meluncur ke Pantai Kuta.

Lima siswa dari rombongan sebanyak itu terjun mandi hingga agak ke tengah laut. Saat sedang asik menikmati deburan ombak, tiba-tiba datang ombak besar yang menggulungnya, tutur Sukarman.

Musibah serupa pernah menimpa empat siswa SMA Negeri Surabaya, Jawa Timur pada 20 Mei 2006, yang seluruhnya tidak berhasil diselamatkan nyawanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement