REPUBLIKA.CO.ID,LHOKSEUMAWE--Seorang nelayan, Mahyeddin Abubakar (45), warga Dusun Sanggamara, Gampong Ujong Blang, Kecamatan Banda Sakti, Kota Lhokseumawe, Aceh, membakar anak kandungnya, M. Amrul (12), Senin, gara-gara dituduh menyembunyikan uang hasil penjualan ikan.
Sekretaris Gampong Ujong Blang, Irwan, di Lhokseumawe, Senin, menyatakan, peristiwa yang terjadi pukul 14.30 itu WIB tidak mengakibatkan korban tewas, tapi Amrul harus dirawat intensif di rumah sakit akibat luka bakar serius.
Amrul yang akrab disapa Oki dan tercatat sebagai siswa kelas IV SD itu mengalami luka bakar di bagian muka, dada, dan punggung. Korban kini masih dirawat intensif di ruang ICU Rumah Sakit PMI di Lhokseumawe.
Kejadian ayah bakar anaknya itu dalam sekejap langsung menggemparkan warga di desa setempat. Irwan menyatakan, peristiwa itu berawal dari penjualan ikan hasil tangkapan Mahyeddin pada Minggu (4/7) malam.
"Ikan hasil tangkapan Mahyeddin terjual Rp1 20 ribu. Uangnya baru dikasih oleh pembeli pada Senin pagi kepada Oki. Tapi, Oki hanya memberikan uang tersebut kepada ayahnya Rp 100 ribu. Gara-gara disembunyikan Rp 20 ribu itulah terjadi peristiwa tersebut," katanya.
Sebelum melakukan tindakan nekad itu, ujar Irwan, Mahyeddin mengikat tangan dan kaki putra sulungnya itu di pohon jambu di depan rumahnya. Kemudian, pelaku menyiramkan minyak tanah dan menyulutkan api.
"Awalnya, tidak ada warga atau tetangganya yang melihat kejadian tersebut. Tapi saat Oki berteriak minta tolong, tetangganya berhamburan ke luar rumah," ujarnya.
Entah karena merasa kasihan, kata Irwan, setelah membakar anaknya, Mahyeddin ikut membawa korban ke rumah sakit dengan menggunakan becak mesin. "Kasus itu sudah ditangani polisi. Barang bukti jerigen minyak tanah dan tali yang ada di TKP sudah disita. Saat polisi mendatangi RS PMI, Mahyeddin sudah tidak ada lagi di sana," katanya.
Kapolres Lhokseumawe AKBP Kukuh melalui Kapolsek Banda Sakti AKP Adi Sofyan saat dihubungi menyebutkan pihaknya telah mendapat informasi terkait kasus dengan dugaan kekerasan terhadap anak.
"Kita sudah mendapat informasi dan langsung melihat korban di Rumah Sakt PMI. Kasus ini tergolong berat. Kita akan tindaklanjuti," kata kata Sofyan.