REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG--Sejumlah stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Lampung dalam sepekan terakhir mulai krisis bahan bakar minyak (BBM) jenis premium (bensin). Warga terpaksa mengantre untuk mendapatkan bensin yang tersisa di SPBU dan eceran.
Krisis bensin terjadi di Kabupaten Tulangbawang, Kota Metro, dan sebagian di Kota Bandar Lampung hingga Kamis (15/7). Meski di SPBU kehabisan bensin, namun di tingkat eceran masih tersedia akan tetapi harganya sudah melambung.
Menurut Ahmad, pengelola SPBU di Jalan Lintas Timur, Menggala, Kabupaten Tulangbawang, mereka sudah tidak mendapat pasokan premium dari Pertamina. "Sejak dua minggu ini ada pengurangan pasokan premium," kata Umar. Ia menjelaskan sebelumnya SPBU mendapatkan jatah pasokan dua mobil tangki per hari, tetapi sekarang dari Pertamina hanya mendapatkan pasokan satu mobil tangki per hari.
Meski sudah dikurangi jatah pasokannya, Umar menegaskan sejak sepekan terakhir tidak ada lagi pasokan mobil tangki dari Pertamina. Hal inilah yang membuat Kota Menggala mulai krisis bensin.
Di Kota Metro, krisis bensin terjadi sepekan ini. Pengendara motor dan mobil terpaksa mengantre di sebuah SPBU yang masih menyisakan premium stok lama. Warga di Metro Pusat mengantre di SPBU Kauman hingga malam hari.
Di Kota Bandar Lampung, sebagian SPBU juga mengalami kehabisan premium. Di SPBU Beringin Raya dan Palapa, sudah mengalami krisis bensin. Warga yang berada di sana terpaksa membeli bensin di eceran dengan harga yang sudah naik menjadi Rp 5.500 per liter.
Sedangkan BBM jenis solar masih tersedia di berbagai SPBU di Lampung. Kondisi ini membuat kendaraan angkutan umum tidak mengalami keresahan dan tidak terjadi antrean panjang solar di setiap SPBU.