REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Tak kurang dari 125 angkutan kota (angkot) nomor trayek 23 jurusan Cikudapateuh-Ciroyom menyerbu Gedung Sate. Mereka berunjuk rasa pada Rabu (18/8) dengan memarkirkan seluruh angkotnya di depan Gedung Sate hingga menutup Jalan Diponegoro, Bandung.
Koordinator lapangan unjuk rasa, Gembira Sembiring, menyatakan kedatangan mereka memprotes adanya penambahan armada baru di trayek tersebut hingga mencapai 15 unit. Sedangkan saat ini jumlah angkot rute tersebut yang sudah beroperasi sebanyak 125 unit.
“Dengan unjuk rasa ini, kami dengan tegas menolak penambahan armada. Kami telah berkali-kali melakukan unjuk rasa, tapi Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung melalui Dinas Perhubungan Kota Bandung selalu melanggar kesepakatan,” ungkap Gembira usai melakukan dialog dengan Dinas Perhubungan Jawa Barat.
Menurut Gembira, sebanyak 15 unit angkot baru dari Kopantera sudah dioperasikan sejak 11 Agustus lalu, dengan menggunakan jalur trayek nomor 23 yaitu Cikudapateuh-Ciroyom. Ia menegaskan 15 unit angkot baru tersebut merupakan mutasi dari angkot nomor trayek 01, jurusan Abdul Muis-Cicaheum.
Smentara itu, sekretaris Dinas Perhubungan Jabar, Endang Sobirin, mengatakan akan segera menjembatani aspirasi dari para sopir angkot trayek 23 tersebut dengan Dishub Kota Bandung. Ia menduga permasalahan tersebut disebabkan adanya miskomunikasi internal koperasi serta dengan Dishub Kota Bandung mengenai permasalahan jalur trayek. Ia agak menyayangkan sikap para sopir angkot trayek 23 yang memarkir angkotnya di depan Gedung Sate yang merupakan kantor Pemprov Jawa Barat.