REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA--Gempa berkekuatan 5,0 skala richter kembali menguncang kawasan Yogyakarta dan sekitarnya saat masyarakat tengah menikmati buka puasa. Meski tidak berpotensi tsunami, menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), namun guncangan gempa yang terasa sampai satu menit itu menimbulkan kepanikan yang luar biasa bagi masyarakat Bantul.
Ratusan masyarakat sekitar Wonokromo dan Plered sontak berhamburan ke luar rumah dan berusaha menyelamatkan diri. Sejumlah wanita dan anak-anak keluar rumah sembari menangis. Terdengar pula suara takbir. Sejumlah masjid juga mengumandangkan hal yang sama. Sampai berita ini diturunkan pukul 19.00, masyarakat Bantul belum ada yang berani masuk rumah.
''Saya masih takut dan trauma masuk ke rumah. Guncangannya begitu kuat,'' kata Nur Aminah, penduduk Wonokromo kepada Republika, Sabtu (21/8). Nur mengungkapkan, gempa terasa sekitar pukul 18.50, saat itu ia bersama suami serta anak-anak baru saja membatalkan puasa.
Saat akan menyantap makanan, keluarga tersebut dibuat panik ketika rumah mereka terasa bergerak. Tidak menunggu keadaan lebih buruk, Nur dan keluarga langsung berlarian ke rumah. ''Kami sampai tidak makan buka puasa. Tadi baru minum dan makan kurma,'' ungkapnya.
Dari pantauan Republika, sejumlah ruas jalan di Kota Bantul dipadati oleh masyarakat. Ada sejumlah orang yang berlarian dan menangis setelah merasakan guncangan gempa. Apalagi ada kekhawatiran akan muncul tsunami. Saat gempa berlangsung, listrik sempat padam beberapa saat. ''Saya takut, lampu-lampu rumah bergerak kencang persis seperti gempa tahun 2006 lalu,'' tutur Waluyo warga Plered.
Bagi warga Bantul, gempa memang menimbulkan trauma. Karena tahun 2006 lalu, gempa dengan kekuatan 5,3 skala richter di selatan Bantul menimbulkan kerusakan yang cukup parah. Menurut Staf Data BMKG Yogyakarta, Sigit Wijaya, gempa yang terjadi pukul 18.50 WIB itu berkekuatan 5,0 skala richter dan tidak berpotensi menimbulkan tsunami. Gempa tersebut terjadi pada garis 8,03 lintang selatan dan 110,39 bujur timur pada kedalaman 10 km di bwah permukaan laut dan jarakya hanya 15 km dari tenggara perairan Bantul.
Sigit mengaku sampai saat ini belum ada laporan terjadi kerusakan rumah maupun korban jiwa dalam musibah tersebut. Bupati Bantul. Bupati Bantul, Ida Idam Samawi, meminta masyarakat tetap tenang dan mengikuti instruksi yang dikeluarkan pemerintah. Ida yang belum genap sebulan dilantik langsung mengadakan peninjauan ke lapangan