REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA--Gunung Merapi kembali menunjukkan aktivitas yang cukup signifikan pada Rabu (3/11). Luncuran awan panas dari puncak Merapi berlangsung dalam durasi 2 jam 22 menit.
Dari ruang monitoring Pengamatan Gunung Merapi, di kantor BPPTK Yogyakarta terpantau luncuran awan panas terjadi sejak pukul 14.27 WIB. Hanya saja pengamatan secara visual di seluruh Pos Pengamatan Gunung Merapi terganggu oleh mendung tebal.
Untuk mengantisipasi dampak aktivitas ini, pada pukul 16.05 WIB, Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi telah merekomendasikan agar radius wilayah aman diperluas dari 10 kilometer menjadi 15 kilometer dari puncak Merapi.
Artinya seluruh aktivitas di area 10 kilometer harus dihentikan dan diimbau untuk menjauh dari puncak Merapi hingga 15 kilometer. Termasuk aktivitas pengamatan di pos pengamatan yang berada pada radius di bawah 10 kilometer untuk segera dikosongkan.
"Pengamatan aktivitas Merapi harus di lakukan dalam radius minimal 15 kilometer. Hal ini merupakan titik aman dari jangkauan luncuran awan panas," ungkap Surono. Demikian pula, seluruh pemukiman di wilayah 10 kilometer juga harus dikosongkan. Demikian pula warga yang masih tinggal di sekitar bantaran sungai yang berhulu di puncak Merapi.
Berdasarkan pantauan pengamatan Gunung Merapi, luncuran awan panas sudah sejajar dengan lapangan golf di kawasan Umbulharjo dan Kepuh, Kabupaten Sleman. Bahkan pengamatan dari Sawangan Kabupaten Magelang terpantau letusan merapi dengan ketinggian awan panas hingga 3.000 meter arah vertikaln pada pukul 16.15 WIB.