Kamis 04 Nov 2010 04:03 WIB

Pengungsi Anak Alami Gangguan Psikologis

Pengungsi anak korban Merapi
Foto: Tahta/Republika
Pengungsi anak korban Merapi

REPUBLIKA.CO.ID,MAGELANG--Sejumlah anak di tempat pengungsian korban bencana Gunung Merapi di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, diperkirakan mengalami gangguan psikologis. Relawan dari Rumah Sakit Jiwa Daerah (RSUD) dr. Amino Gondohutomo Semarang, Hadi Anggriani di Magelang, Rabu, mengatakan 50 anak diminta untuk menggambar bebas. Ternyata sebagian besar memilih menggambar gunung. Hal ini mengindikasikan bahwa anak-anak masih mengalami gangguan psikologis.

Sebanyak empat relawan dari RSJD dr Amino Gondohutomo, Semarang mengunjungi tempat pengungsian akhir di Tanjung Kecamatan Muntilan. Para psikiater RSJD dr Amino Gondohutomo mengajak anak-anak di pengungsian itu menggambar dengan tema bebas untuk mengetahui kondisi psikologis mereka. "Dari 50 anak usia lima hingga enam tahun yang diajak menggambar, ternyata mayoritas memilih menggambar gunung," katanya.

Berdasarkan hasil tersebut, katanya, dapat disimpulkan mayoritas pengungsi anak di TPA Tanjung mengalami stres akut, dengan tanda-tanda sulit tidur, selalu merasa gelisah, dan merasa tidak nyaman. "Mereka harus diajak bermain dan bernyanyi agar tidak berlanjut ke tahap depresi," katanya.

Selain untuk mengetahui kondisi psikologis anak, katanya, kegiatan menggambar bersama untuk mengantisipasi dan mengendalikan emosi anak supaya mereka bisa menyadari apa yang terjadi dan tidak khawatir berlebihan. "Hasil gambar menunjukkan ada gangguan kondisi psikologis anak-anak di pengungsian, namun kecil kemungkinan mereka akan mengalami depresi karena mereka belum mampu berpikir abstrak," katanya.

Anak-anak belum mampu berpikir abstrak. Selama di pengungsian mereka tidak akan memikirkan bagaimana nasib keluarganya ke depan dan sebagainya. Mereka hanya memikirkan hal yang bersifat konkret yaitu pengalaman yang ada di depan mata. Selain mengajak menggambar pengungsi anak, relawan juga mewawancarai orang tua anak. Hasil wawancara menunjukkan bahwa potensi depresi pengungsi dewasa lebih besar ketimbang anak-anak.

sumber : ant
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement