REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU--Kasus pencemaran crude oil Pertamina di perairan Indramayu, Jawa Barat, masih menyisakan protes warga. Kali ini, protes disampaikan ratusan massa yang tergabung dalam 'Gerakan Nelayan dan Petani Tambak'. Mereka mengepung pintu gerbang utama Pertamina RU VI Balongan, Kamis (4/11) sekitar pukul 11.30 WIB.
Massa yang datang dengan menggunakan sejumlah truk, minibus, dan mobil elf itu berasal dari Kecamatan Kandanghaur dan Losarang. Selain laki-laki, massa juga terdiri dari ibu-ibu.
Dalam aksinya, mereka mendapat pengawalan ketat dari pihak kepolisian. Sempat terjadi kericuhan saat ratusan massa berusaha merangsek untuk menembus pintu gerbang. Namun, polisi memasang pagar betis untuk menghalangi keinginan massa.
Untuk menghindari situasi yang lebih buruk, General Affair Pertamina RU VI Balongan, Suseno, akhirnya bersedia menemui massa. Dia pun mendengarkan orasi yang disampaikan sejumlah korlap.
Dalam orasinya, salah seorang korlap, Eka, mengatakan, pihak Pertamina harus segera merealisasikan program pemulihan kualitas lingkungan (PPKL). Sebelumnya, pihak Pertamina telah berjanji untuk merealisasikan program tersebut sejak Januari 2010.‘’Tapi Pertamina terus mengulur-ulur waktu,’’ ujar Eka.
Eka menyebutkan, adapun kesepakatan dalam PPKL yang sebelumnya dijanjikan Pertamina di antaranya perbaikan dan pemulihan infrastruktur laut akibat pencemaran limbah. Selain itu, menyelenggarakan pelatihan pembuatan alat tangkap ikan bagi nelayan, serta budidaya ikan bagi petani tambak.
Menanggapi tuntutan massa, Suseno menyatakan, pihaknya tetap berkomitmen melaksanakan semua kesepakatan yang telah dibuat. Dia berjanji, akan merealisasikan program tersebut pada 12 November 2010.