REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA--Aktivitas seismik Gunung Merapi pada Selasa (9/11) hingga pukul 06.00 WIB cenderung menurun dibandingkan Senin (8/11) kemarin. Sedangkan dari pengamatan visual dapat terlihat guguran lava yang mengarah ke Kali Gendol.
Berdasarkan laporan Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Badan Geologi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral Surono di Yogyakarta, guguran lava yang dapat diamati melalui CCTV di Plawangan terjadi dua kali dengan jarak luncur sekitar 800 meter.
Dari pos pengamatan sementara di Ketep, masih sering terdengar suara gemuruh dengan intensitas lemah hingga kuat serta terlihat sinar api dan guguran lava. Sekitar pukul 05.00 WIB, Merapi kembali mengeluarkan kolom asap dengan ketinggian sekitar 1,5 km.
Secara umum, lanjut dia, aktivitas seismik khususnya intensitas awan panas dan guguran lebih rendah dibanding periode yang sama pada Senin. Hingga pukul 06.00 WIB, terjadi satu kali gempa vulkanik, tiga kali gempa 'low frequency', gempa tremor secara beruntun, 20 kali guguran, dan satu kali awan panas.
Sementara itu, bahaya lahar selain awan panas yang diluncurkan Gunung Merapi masih tetap menjadi ancaman karena semakin bertambahnya material erupsi yang berada di sepanjang alur sungai. Endapan lahar yang berada di Kali Boyong telah memenuhi dam BOD III, Dusun Kemiri yang berjarak 12 km dari puncak Gunung Merapi, sedangkan di Kali Kuning dan Kali Woro aliran lahar berupa fraksi halus dapat teramati di Desa Wukirsari dan Desa Kendalsari.
Status Gunung Merapi hingga saat ini masih tetap dinyatakan 'awas' atau Level 4 dan warga masyarakat tetap diwajibkan untuk berada di luar radius 20 km dari puncak Gunung Merapi. Masyarakat juga diminta tidak melakukan aktivitas di sepanjang aluran sungai berhulu di Merapi untuk menghindari ancaman awan panas dan lahar.