REPUBLIKA.CO.ID,SLEMAN--Sejumlah pengungsi letusan Gunung Merapi di Stadion Maguwoharjo, Depok, Sleman mengaku menjadi korban penjarahan yang dilakukan sejumlah orang, dua di antaranya memakai seragam baju doreng. "Kami dituduh sebagai penimbun bantuan, padahal barang-barang kami seperti kasur busa dan bantal serta selimut kami bawa dari rumah untuk cucu kami yang masih anak-anak," kata seorang pengungsi Siti asal desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Rabu.
Menurut dia, para pelaku tersebut langsung mengambil paksa barang-barang milik sejumlah pengungsi dan tidak ada penjelasan apapun. "Aksi pengambilan paksa ini sudah terjadi selama dua malam dan barang-barang yang sedang kami pakai untuk alas tidur langsung diambil begitu saja dan katanya kami menimbun bantuan," katanya.
Ia mengatakan, bahkan tersiar kabar bahwa malam ini aksi tersebut akan dilakukan lagi sehingga membuat resah para pengungsi. "Terus terang saja ini membuat kami semua takut. Malam-malam didatangi petugas dan langsung mengambil barang berupa tikar dan alas tidur. Bukan hanya milik saya saja mas, tetapi hampir semua pengungsi di Blok IV lantai II,' katanya.
Siti mengatakan, para pengungsi juga diancam sekelompok orang yang di antaranya memakai baju seragam mirip TNI. "Para pengungsi ini sebelumnya tinggal di barak pengungsian Hargobinangun. Alas yang mereka gunakan ini juga dibawa dari Hargobinangun," katanya.
Ia mengatakan, selama berada Stadion Maguwoharjo banyak yang belum mendapat bantuan alas tidur dari posko ini tetapi justru dituduh sebagai penimbun. "Kami ini salah apa. Jika kami tidur tanpa alas tidak masalah, tetapi bagaimana cucu-cucu saya," katanya yang dibenarkan seorang pengungsi yang namanya tidak mau disebut.
Komandan Satlak PBP Kabupaten Sleman Widi Sutikno mengatakan, pihaknya sudah mendapatkan laporan tersebut dan saat ini sedang dibahas untuk mengetahui kebenarannya. "Kami masih melakukan koordinasi untuk mengecek kebenaran adanya ulah oknum tersebut," katanya.