Selasa 16 Nov 2010 07:02 WIB
Bencana Merapi

Penanganan Ternak Korban Merapi Butuh Satu Bulan

Rep: yogie respati/ Red: taufik rachman

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA –-Kementrian Pertanian menargetkan penanganan ternak korban Merapi akan tuntas dalam satu bulan. Penanganan meliputi identifikasi ternak rawan, ternak mati, penentuan lokasi penampungan, penentuan penaksiran harga ternak, pengawasan dan pengendalian

Berdasar data Kementerian Pertanian per 15 November 2010, total ternak yang rawan berjumlah 61.884 ekor.  Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, Prabowo Respatiyo, mengatakan jumlah ternak rawan diperkirakan bertambah karena data ternak di kabupaten Sleman berupa angka yang dihitung pada posisi lima kilometer dari puncak Merapi.

“Jumlah 61.884 ternak yang rawan ini masih merupakan angka sementara. Sekarang zona bahaya ditetapkan 20 kilometer karena itu diperkirakan jumlah ternak rawan akan lebih dari 61 ribu,” kata Prabowo, Senin (15/11).

Ia mengakui saat ini masih banyak ternak yang belum dapat dievakuasi dari jumlah ternak rawan yang terdata. Dari total ternak rawan 61.884 ekor, jumlah ternak yang berhasil dievakuasi baru 8364 ekor, sedangkan sisanya 53520 ekor belum dievakuasi. “Baru sedikit yang berhasil dievakuasi karena banyak ternak yang masih banyak berada di lokasi rawan bencana,” ujar Prabowo.

Selain itu, tambahnya, hambatan lainnya adalah dana operasional penanganan ternak seperti kandang, transport, pakan, dan air, dan adanya keterbatasan tenaga lapangan untuk mendata masing-masing ternak, khususnya untuk ternak potong. Untuk mengatasi kendala itu, Prabowo menuturkan pihaknya pun membantu memperlancar jalannya evakuasi mandiri yang dilakukan peternak, bekerjasama dengan peternak, masyarakat peduli ternak, dan Polri.

“Pendataan sementara terus berjalan meski belum ada dana operasional, dan penanganan ternak di penampungan operasionalnya dilakukan swadaya, selain ada bantuan juga dari asosiasi dan perusahaan pakan ternak,” tukas Prabowo. Bagi ternak yang sakit juga terdapat pengobatan ternak oleh posko medik veteriner.

Berdasar data Kementan, jumlah ternak rawan di Merapi sejumlah 61.884 ekor yang terseebar di empat kabupaten yaitu Sleman (3125 ekor), Magelang (20516 ekor), Klaten (9838 ekor), Boyolali (28405 ekor). Jumlah ternak yang mati teridentifikasi 1962 ekor, sebagian besar merupakan sapi perah. Sementara untuk lokasi evakuasi ternak sebanyak 167 titik, terdiri dari Sleman (50 titik), Klaten (56 titik), Boyolali (49 titik), dan Magelang (12 titik).

Sementara terkait dana Rp 100 miliar yang disiapkan pemerintah untuk membeli ternak warga, Prabowo menuturkan dana sejumlah Rp 70 miliar dialokasikan untuk membeli ternak sejumlah 10 ribu ekor. Sedangkan sisanya Rp 30 miliar digunakan untuk membeli pakan dan obat-obatan ternak.“Pada dasarnya peternak tidak mau jual ternaknya.

Pemerintah menyiapkan dana untuk membeli sekitar 10 ribu ekor, tapi kalau nanti ternyata lebih kita coba usulkan dananya lagi,” kata Prabowo. Dana Rp 100 miliar berasal dari APBN-P 2010 dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana. Pemerintah, lanjutnya, memberi kebebasan bagi masyarakat dalam memutuskan kelangsungan ternaknya yang juga terkena dampak letusan Merapi.

Prabowo menjelaskan mengenai uang ganti rugi dari pemerintah pun tidak akan diberikan langsung tunai kepada peternak. Pihaknya akan memberikan surat sebagai bukti dan peternak dapat mencairkan surat tersebut ke bank pembangunan daerah. “Rencananya pekan ini dana Rp 100 miliar sudah cair,” ujar Prabowo. Sementara, tambahnya, untuk pemutihan kredit usaha pembibitan sapi saat ini sedang dalam proses identifikasi.

Harga yang ditetapkan pemerintah untuk pembelian ternak adalah sapi jantan siap potong Rp 22 ribu per kilogram berat hidup, sapi betina tidak produktif Rp 20 ribu per kilogram berat hidup, pedet maksimal Rp 5 juta, sapi darat Rp 7 juta, sapi bunting Rp 9 juta, dan sapi perah yang sedang laktasi Rp 10 juta

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement