Sabtu 20 Nov 2010 07:33 WIB

Surono: Yogyakarta Aman Bagi Wisatawan

REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA--Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Surono mengatakan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan daerah yang aman untuk dikunjungi wisatawan. "Terlalu naif jika ada orang mengatakan Yogyakarta merupakan daerah yang berbahaya akibat letusan Gunung Merapi," katanya di sela diskusi tentang dampak letusan Gunung Merapi terhadap pariwisata Yogyakarta, di Yogyakarta, Jumat.

Menurut dia jika Yogyakarta tidak aman, ahli-ahli kegunung apian dari seluruh penjuru dunia tidak mau datang ke daerah tersebut untuk turut memantau aktivitas Gunung Merapi. "Kalau Yogyakarta tidak aman, Amerika Serikat pasti akan mengeluarkan 'travel warning' dan tidak mengizinkan peneliti mereka memantau Gunung Merapi," katanya.

Sementara itu Wakil Walikota Yogyakarta Haryadi Suyuti mengatakan semangat 'Yogyakarta Aman' harus disuarakan oleh para pelaku industri pariwisata Yogyakarta. "Optimalkan peran 'public relation' untuk mempromosikan pariwisata Yogyakarta yang tengah terpuruk akibat pencitraan media massa," katanya.

Selain itu, ia mengatakan ditutupnya Bandara Adisutjipto hendaknya jangan dijadikan alasan bagi hotel-hotel untuk menolak kedatangan wisatawan ke Yogyakarta. "Seharusnya hotel menawarkan alternatif rute lain bagi wisatawan yang akan mengunjungi Yogyakarta melalui Bandara Adisoemarmo Solo dan Bandara Ahmad Yani Semarang," katanya.

Ia mengatakan pihaknya akan berkoordinasi dengan PT Kereta Api (KA) Daerah Operasi (Daop) VI untuk mengoptimalkan KA Prambanan Ekspress. "Selama Bandara Adisutjipto ditutup dan penerbangan dialihkan ke Bandara Adisoemarmo Solo, tentunya wisatawan membutuhkan moda transportasi yang mampu mengakomodasi mobilitas mereka antara Yogyakarta-Solo," katanya.

sumber : ant
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement