Sabtu 20 Nov 2010 08:43 WIB

TNI Perketat Patroli di Daerah Rawan Merapi

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Satgas Penanggulangan Bencana TNI masih memperketat patroli di beberapa daerah rawan awan panas dan lahar Gunung Merapi meski aktivitas vulkanik gunung itu menurun. Kepala Penerangan Satgas PB TNI Merapi Letkol Arh Hari Mulyanto dalam surat elektronilk yang diterima ANTARA di Jakarta, Jumat, menyebutkan beberapa titik rawan tersebut sesuai yang ditetapkan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Beberapa daerah rawan dimaksud adalah radius ancaman bahaya Merapi di wilayah Sleman yang telah diturunkan dari 20 km menjadi 10 km (untuk daerah sebelah barat Kali Boyong) dan 15 km (untuk daerah sebelah timur Kali Boyong). "Untuk daerah Magelang dari 15 km menjadi 10 km, Boyolali dari 10 km menjadi 5 km, sedangkan Klaten tetap 10 km," kata Hari.

Ia menambahkan, patroli dilakukan selama 24 jam dengan tujuan mencegah dan membawa kembali penduduk yang berusaha masuk wilayah tersebut dari tempat-tempat pengungsian. "Prajurit TNI yang mendapat tugas untuk menjaga daerah rawan Merapi tidak segan-segan untuk melarang masyarakat yang berusaha memasuki wilayah tersebut, apalagi warga negara asing atau relawan yang berusaha masuk dalam radius ancaman bahaya merapi," kata Hari.

Ia menambahkan, selain melaksanakan patroli daerah rawan Merapi, Satgas TNI juga melaksanakan patroli di sepanjang aliran Sungai Boyong, Gendol dan Kuning untuk mengecek dan menjaga keberadaan alat pantau (early warning system) yang digunakan untuk mendeteksi banjir lahar dingin akibat turunnya material erupsi Gunung Merapi yang saat ini menimbun sungai yang bermuara di puncak Merapi.

Kembali ke Barak

Sementara itu, Pemkab Sleman akan mengembalikan pengungsi bencana letusan Gunung Merapi ke barak-barak lama yang berada dalam radius aman sebelum mereka dikembalikan ke rumah masing-masing.

"Rekomendasi penurunan zona bahaya dari Badan Geologi dari 15 kilometer menjadi 10 kilometer dari puncak Gunung Merapi segera kami tindak lanjuti dengan memindahkan pengungsi ke barak-barak lama seperti barak Purwobinangun, Pakem, barak Wonokerto dan barak Girikerto di Turi," kata Bupati Sleman Sri Purnomo.

Menurut dia, pihaknya telah berkoordinasi dengan tim gabungan untuk melihat kesiapan barak-barak tersebut setelah sebelumnya ditinggalkan saat terjadi erupsi besar Gunung Merapi pada 5 November. "Kami berharap secepatnya, jika Minggu (21/11/2010) sudah siap, segera dipindah. Jadi warga tidak langsung kembali ke rumah masing-masing," katanya.

sumber : ant
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement