Selasa 23 Nov 2010 03:03 WIB

Abu Merapi Penuhi Atmosfer, Udara Yogya Panas

Rep: Yulianingsih/ Red: Siwi Tri Puji B
Abu vulkanik gunung Merapi
Foto: antara
Abu vulkanik gunung Merapi

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Letusan Gunung Merapi yang hingga detik ini belum berakhir menyebabkan udara di wilayah Kota Yogyakarta beberapa hari terakhir panas. Menurut catatan BMKG, suhu udara di Kota Yogyakarta pada siang hari mencapai 33 derajat celcius. Efek tumpukan abu vulkanik di udara menjadikan kota ini semakin panas.

"Suhu udara sebenarnya normal, hanya saja karena adanya partikel abu yang berada di atmosfir udara Kota Yogyakarta maka sinar matahari yang dipantulkan bumi ke atas kembali memantul lagi ke bumi setelah bertemu partikel-partikel debu tersebut," kata staf data dan informasi BMKG Yogyakarta, Agus Trianto, Senin (22/11).

Diakuinya, saat ini sebagian wilayah di Provinsi DIY termasuk Kota Yogyakarta terkena semacam efek rumah kaca karena adanya partikel-partikel abu yang berada di udara. Sinar matahari yang dipantulkan bumi harusnya dipantulkan ke angkasa oleh atmosfer. Tetapi karena kondisi atmosfir di Yogyakarta yang kotor akibat partikel abu vulkanik, maka sinar matahari tersebut kembali dipantulkan ke bumi sehingga udara di Yogyakarta semakin panas dan gerah. "Itu juga terjadi pada malam hari," tambahnya.

Selain akibat banyaknya partikel abu vulkanik di atmosfir Yogyakarta, posisi Matahari saat ini juga tengah menuju ke Selatan dan masih berada di atas wilayah Yogyakarta. Matahari sendiri akan terus bergerak ke Selatan hingga 22 Desember 2010 mendatang dan kembali bergerak ke Utara dan kembali melewati atas Kota Yogyakarta pada Februari 2011 mendatang. Kondisi inilah yang semakin membuat udara di Kota Yogyakarta memanas.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement