REPUBLIKA.CO.ID, MAGELANG--Gunung Merapi terlihat warga sejumlah dusun terakhir barat puncak gunung berapi itu mengeluarkan awan panas cukup besar, Senin malam sekitar pukul 22.15 WIB. "Keluar cukup besar, gunungnya juga tampak, tidak tertutup kabut," kata seorang warga Dusun Tangkil, Desa Ngargomulyo, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, Jateng, Yuswadi, di Magelang, Senin malam. Tetapi, katanya, suara gemuruh dari puncak Merapi tidak terdengar warga setempat.
Ia mengatakan, warga setempat juga mendengar sekali letusan gunung berapi di perbatasan antara Jateng dengan Daerah Istimewa Yogyakarta itu. "Hingga saat ini (sekitar pukul 23.00 WIB, red.) belum terjadi hujan abu di sini," katanya.
Petugas pengamat Gunung Merapi di Pos Bukit Ketep, Ismail, juga menyatakan, mendapat informasi dari warga di Desa Krinjing, Kecamatan Dukun, sekitar 6,5 kilometer barat puncak Merapi terkait semburan awan panas cukup besar itu. "Mengarah ke selatan," katanya.
Puluhan warga setempat yang berjarak sekitar 6,5 kilometer barat puncak Merapi hingga sekitar pukul 23.00 WIB masih berjaga di luar rumah. "Sekitar 50 orang laki-laki saat ini berjaga di luar rumah, mengamati situasi puncak gunung," kata seorang warga Tangkil lainnya, Gimin.
Ia mengatakan, warga tidak terlihat panik saat menyaksikan secara langsung semburan awan panas yang cukup besar itu. Kepala Dusun Gemer, Desa Ngargomulyo, Kecamatan Dukun, sekitar enam kilometer barat puncak Merapi, Naro, juga mengatakan, warga setempat menyaksikan semburan awan panas tersebut. "Sekitar 15 orang laki-laki malam ini berjaga di jalan dusun setempat, memperhatikan kondisi gunung," katanya. Gunung Merapi meletus pertama selama fase 2010 pada 26 Oktober 2010, sedangkan letusan terbesar pada 5 November 2010.