REPUBLIKA.CO.ID, MALANG--Mengalami nasib sial dan malang di negeri perantauan sudah menjadi suratan takdir. Keyakinan itulah yang jadi pegangan Syamsuri, 57 tahun, orang tua dari Mirna, calon TKW yang kini menjalani proses karantina di PJTKI PT Panca Asma Tunggal Malang.
''Sebagai oramg tua, saya hanya bisa pasrah. Saya tak bisa melarang, meski sebenarnya sangat berat melepasnya,'' ujar Syamsuri, Selasa (23/11).
Apalagi, lanjut warga Gang 3, Jalan Mergosono, Malang ini, akhir-akhir ini banyak TKW yang bernasib malang, disiksa majikannya.
Namun, dia mengaku tak bisa berbuat apa-apa. Dia hanya bisa pasrah dan berdoa saja. Dia berharap Mirna yang sudah lebih sebulan meninggalkan rumahnya, menjalani karantina untuk berangkat ke negeri rantau itu bisa selamat, lancar, dan tidak mengalami masalah apapun.
Menurut Syamsuri, sebagai orang tua, ia hanya memiliki kekuatan doa untuk mendekung keinginan dan cita-cita anaknya. ''Setiap manusia, termasuk anak saya, Mirna sudah memiliki jalan hidup dan takdirnya sendiri. Jadi saya pasrah pada takdir,'' tuturnya.
Kendati demikian, kata ayah dari empat anak ini, manusia harus tetap ikhtiar. Untuk itu, dia juga berharap PJTKI dan pemerintah bisa memberikan perlindungan pada anaknya. Sehingga, Mirna bisa berangkat dan pulang kembali dengan selamat. ''Hanya itu yang saya inginkan sebagai orang tua,'' pungkasnya.